Berapa banyak bahasa Asing yang sudah menjadi bahasa baku dalam bahasa Indonesia. Itu berasal dari kata serapan juga. Apalagi sebagian orang Indonesia sangat bangga bisa menyelip-nyelip bahasa Asing dalam penuturannya (termasuk saya, Hhh..).
Kosakata bahasa asing antara lain; tetapi (dari bahasa Sanskerta: namun), mungkin (dari bahasa Arab mumkinun:?, barangkali), kongko (dari bahasa Hokkien: bercakap), meski (dari bahasa Portugis mas que: walau), dll. Â
Berapa banyak bahasa daerah dari kata serapan yang sudah menjadi kata baku dalam bahasa Indonesia. Bahasa Jawa memiliki 1109 kosakata di posisi atas dari banyaknya kosakata yang menjadi kata serapan. Kata serapan dari bahasa Jawa: anglo: perapian dapur kecil dengan arang bahan bakarnya, cungkup: rumah kubur, dempul: bahan dari kapur, minyak cat sebagai bahan penutup lubang pada kayu, dsb.
Sementara Mingkabau di urutan kedua. Kosakatanya: teragak (terbata-bata, gagap), agun (jaminan, garansi), ajak (membujuk, memengaruhi), ajun (berbelok, menyimpang, keluar rel), alang (ilalang, lalang),dll dari jumlah 695 kosakata.
Saya dan beberapa teman saat mengikuti Bimbingan dan Penyuluhan bahasa Indonesia pernah dimintai menuliskan beberapa kata dalam bahasa daerah sekaligus artinya. Ditulis secara lengkap dan benar agar di kemudian hari tidak terjadi kesalahan fatal. Didaftarkan dan diteruskan kepada yang berhak mengelolanya. Hingga kini belum ada informasi, sudah masuk atau belum kosakata yang kami daftarkan.
Saking inginnya saya turut andil dalam menumbuhkembangkan bahasa Indonesia dalam hal perbendaharaan kata, saya sampai memasukkannya dalam dialog setiap buku novel karangan saya. Tiga novel yang sudah terbit, berturut-turut peluncurannya, Okteber 2018, Desember 2019 dan terakhir Maret 2020.Â
Tujuannya adalah mengenalkan kosakata bahasa daerah Sangihe dan bahasa sehari-hari Manado. Siapa tahu kosakata yang saya gunakan bisa nyangkut ke pembaca. Mungkin bisa bernasib seperti kata "Begal (Manado)" dan "Baku (Manado)" yang sudah dibakukan sebagai bahasa Indonesia. Hhh... Â Â
Ketiga novel tersebut dicampur sari dengan bahasa daerah saya serta bahasa pergaulan sehari-hari Manado. Sudah pasti dikemas apik dalam dialog lengkap pula dengan artinya. Bahasa sehari-hari kami menggunakan bahasa sehari-hari Manado.
Kami berada di Kabupaten Sangihe dengan Provinsi Sulawesi Utara, yang ibu kotanya adalah Manado. Kabupaten Sangihe adalah daerah Kepulauan. Pulau-pulau kecil mengelilingi Pulau Besar Sangihe yang berbatasan dengan Negara Filipina (hanya semalam menuju ke negara itu).
Sementara masyarakat Sulawesi Utara memiliki beragam suku dan bahasa yang berbeda-beda, namun memiliki satu bahasa sehari-hari yakni bahasa Manado. Sangihe saja masih terbagi dalam beberapa rumpun bahasa yang berbeda. Bahasa sehari-hari Manado merupakan ciri khas yang menonjol dari masyarakat Sulawesi Utara.
Saya tidak membahas aksen, intonasi, irama atau lagu kalimat. Hanya dari segi kosakatanya saja. Jika membahasnya lebih rumit lagi. Â Â