Mohon tunggu...
ninja berkarya
ninja berkarya Mohon Tunggu... -

Tempat berkumpulnya karya para penulis sastra yang tergabung di dalam komunitas Ninja Berkarya

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi - Puisi ninbera Edisi 6 : Rangga umara

28 Januari 2012   07:21 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:21 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Dan membiarkan waktu merajutnya.

.2011

...

Di Kota yang Luka


Di luar jendela angin gaduh sekali membincangkan anak sungai yang tak mampu memetakan dirinya pada sebuah muara. “O, tidak! Ia akan pulang, sebab muara adalah rumah paling nyata”.

Langit tak henti-henti menyerapahi genteng rumah dengan dengusan-dengusan angkuh membuat organ-organ tubuh tersalib sekian lama. ”O, malam yang kelam, begitu tajam garis nasib yang kau goreskan di tubuhku hingga aku lupa bertanya, berapa banyak bintang jatuh yang lupa kau ceritakan?”

Pada burung-burung aku belajar menyikapi hidup, karena hidup bukan sekedar dari tangan ke mulut. pada karang di laut aku belajar kehilangan, karena setiap yang datang pasti berpulang.

Lalu kepadanya aku belajar kejam pada yang bernama kekurangan dan kehilangan. Aku berdiri di tanah lain, di kota yang mulai luka,tak melahirkan apa pun selain nama untuk mempertegas dirinya.

Jakarta, 14 Okt  2010

...

KORUPTOR


di atas kursi dan slendang dasi matamu sekarat

.2011

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun