...
Pusara
Kakikakinya di dalam tanah. Tangannya memuji burung, menyebut pagi dan membentang sayap dari atas pekuburan, mengepakkan beban kesedihan pada suara angin yang berjalan di gunung, mewahyukan rahasia kematian pada kelapangan dada.
Lalu ia berjalan menjejaki jalanan ilusi, melihat selamanya, mengolok bibir tersenyum usai dunia mengamuk lautan di dada, untuk cinta di bulan. Requiems dinyanyikan paruh kesedihan pada penjuru mata angin, terbutakan gema fajar muda dari mata keraguan dan khayalan malam.
Pusara masih utuh, memikat hati harapannya. Air mata berdiri kaku untuk menyambut kedatangan.
.2011
...
Sebuah Surat Dari Penjara
Ia berkata tiada kertas dan pena
Dari panas kota yang menyengat
Dari kepahitan sakit yang merasa
Dari kelelahan yang tak tertidur
Bagaimana bercerita dengan puisi?