--------------------------------------------------
SABIT
Menara-menara telah rubuh saat menembus-
nafas adzan.
Aku ingin merangkul cahaya yang jauh sana
Mengajak berbincang, mengapa ia suka diam
seakan sergapan mengupayakan persamaan
di sisa titik.
Sabit sudah terlalu tua. Kau tahu yang lebih
Muda ketimbang langit yang hampir jatuh
Menyentuh kepala usia. Seakan bohlam padam
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!