coba mengusir kesenyapan yang menubuh ke bilik-bilik kita
tersebab segala ucap yang  tiba-tiba murca
Aku lelakimu,
yang hanya mampu melukismu di atas lembar kering dedaun jati
Lelaki yang mengikat anak rambutmu dengan batang alang-alang
dan bukan tali ikat bermahkotakan singgasana kembang
Aku lelakimu,
yang  tak kan berlelah-lelah memperdebatkan diksi
sementara periukmu risau oleh keterjaminan nasi, dan
anak-anak kita mengigau gelisah
oleh mahalnya harga buku dan bangku-bangku sekolah
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!