Mohon tunggu...
Nina Sulistiati
Nina Sulistiati Mohon Tunggu... Guru - Senang menulis, pembelajar, senang berbagi ilmu

Pengajar di SMP N 2 Cibadak Kabupaten Sukabumi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

[Cernak] Mawar Merah Buat Adinda

18 November 2024   20:10 Diperbarui: 20 November 2024   16:47 468
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Pexels/RDNE Stock project

"Andi, Gendis, cukup!" Suasana di kelas mendadak sunyi, hanya terdengar nafas keduanya yang masih memburu. Suara guru mereka memotong ketegangan yang tidak dapat dihentikan di ruangan itu.

"Kamu tidak apa-apa, Din?" tanya Gendis mendekati Adinda seraya memeluknya yang masih terlihat shock dan gemetar.

"Ada apa ini? Kalian berkelahi?" Pak Ardian bertanya dengan tegas kepada Andi dan Gendis.

"Andi dan teman-temannya melakukan perundungan, Pak. Lihat Adinda menangis serta shock dan gemetar," papar Gendis sambil terus memeluk Adinda yang masih menangis.

Pak Ardian memandang Andi dan teman-temannya.

"Gendis yang menendang perutku duluan, Pak." Andi membela diri sambil memegang perutnya. Pak Ardian memalingkan mukanya ke arah Gendis.

"Betul, Pak. Itu pun Andi yang duluan mencengkram tangan saya saat akan melerai dan membantu Adinda. Jika Bapak tidak percaya, tanyakan kepada teman-teman." Gendis memandang tajam ke arah Andi dan gerombolannya.

"Yah, sudah kalian ikut Bapak ke kantor!" perintah Pak Ardian kepada Andi dan kawan-kawannya," Gendis, tolong bawa Adinda ke ruang UKS ya."

Kemudian semua anak kembali ke kursi masing-masing. Mereka melanjutkan pelajaran sementara Gendis mengantarkan Adinda ke UKS.

Gendis membelai rambut Adinda yang terbaring di kasur UKS. Dia sudah memberikan minum untuk temannya itu agar tenang. Kemudian Bu Santi memeriksa keadaan Adinda yang terlihat pucat.

"Kita harus menelpon orang tua Adinda, Bu," ujar Gendis mencemaskan keadaan gadis itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun