Mohon tunggu...
Nina Sulistiati
Nina Sulistiati Mohon Tunggu... Guru - Senang menulis, pembelajar, senang berbagi ilmu

Pengajar di SMP N 2 Cibadak Kabupaten Sukabumi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sepenggal Kisah

10 Mei 2024   07:41 Diperbarui: 12 Mei 2024   11:57 506
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Matahari semakin menggigit kulit tetapi Asep tetap bertahan. Dia semakin keras menawarkan air mineral sambil berjalan ke arah rumahnya. Dagangan yang tinggal satu dus itu dia panggul. Dia tetap menjajakan air mineralnya ke orang-orang yang sedang berorasi di luar kampus.

Tiba-tiba segerombolan orang berlari ke arah jalan seraya meneriakkan yel-yel. Tak jelas siapa mereka karena tak berjaket seragam. Mereka melempari beberapa petugas yang tengah berjaga.

 Tak berapa lama mereka menuju ke pusat pertokoan seputar Glodok dan melakukan aksi anarkis, mengusir pedagang-pedagang khususnya keturunan Tionghoa. Mereka  melakukan penjarahan dan membawa barang-barang yang ada di toko-toko. Jumlah mereka semakin bertambah dan petugas-petugas itu tak bisa berkutik karena kalah jumlah.

"Asep! Rek miluan moal(mau ikutan tidak)?" Tanya Ujang seorang pedagang asongan lain," Lumayan buat dipakai atau nanti bisa kita jual lagi. Hayu!"

Asep hanya bergeming. Dia memilih pulang daripada ikut-ikutan menjarah barang milik mereka, barang haram. Asep melihat tiga wanita Tionghoa  sedang dipaksa keluar toko elektronik oleh lima orang pemuda.

"Cici, kalian lebih baik menyelamatkan diri. Mereka sedang gelap mata," nasihat Asep kepada mereka. Asep membawa kelima perempuan Tionghoa itu ke ujung jalan agar selamat.

Tiba-tiba sebuah pukulan menghantam kepala Asep. Tubuhnya limbung dan pandangannya gelap. Asep tak ingat apa-apa.

 Saat tersadar Asep berada di sebuah ruangan bertembok putih. Dia melihat seorang wanita berbaju putih-putih sedang memeriksa selang infus yang terhubung ke tangannya. Di sampingnya seorang laki-laki sedang memeriksa

"Saya ada di mana?" tanya Asep singkat.

"Bapak ada di rumah sakit. Semalam polisi membawa Bapak dalam keadaan pingsan," papar suster itu.

Memori Asep mengulang peristiwa yang dialaminya. Mulai dari datang ke kampus untuk berjualan hingga terakhir Asep menolong lima wanita Tionghoa. Asep ingat isterinya bekerja di toko Koh Ahong. Bagaimana keadaan isterinya? Asep khawatir dengan isterinya yang sedang berbadan dua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun