Aku mulai merasa terganggu dengan suasana itu. Rasanya aku ingin segera menenggelamkan diri di kamar, tetapi aku belum selesai mengunyah seluruh makanan di piring.
Suara musik itu semakin mendekat ke arah tempat dudukku. Aku berniat segera pergi dari ruangan itu.
"Happy Birthday Ajeng Ayunindia Prameswari." Seorang laki- laki muncul dari kerumunan pemusik dan penyanyi. Dia sangat handsome. Aku mencoba untuk mengingat siapa laki- laki ini sebenarnya.
"Apakah aku mengenalnya? Siapa dia?" Aku berpikir keras untuk mengingat sosok laki- laki itu, "Orang yang biasa memanggil nama seperti itu hanya ada seorang... tetapi itu tidak mungkin. Dia sudah pergi ke Amerika bersama keluarganya sebelum lulus SMA. Aku tidak mendengar kabarnya lagi setelah itu."
"You remember, Me, Prameswari?" Pemuda itu mengajak berbicara. Aku masih bingung. Hanya seseorang yang menggunakan nama itu untuk memanggilku.
"Satria Wicaksono?" Suaraku hampir tak terdengar. Laki- laki itu melebarkan senyumnya yang khas. Senyum yang selalu membuat jantungku berdebar kencang.
"Are you here?" Aku meninggikan suaraku. Aku tak menyangka akan bertemu lagi dengannya.
Sekelebat memori hadir dalam benakku. Sahabat putih abu- abu yang penuh empati dan simpati khususnya saat aku mengalami perundungan oleh beberapa teman yang tidak suka kepadaku. Â Setiap ulang tahun, Satria selalu memberikan kejutan- kejutan manis dan indah.
"Kok kamu bisa tahu aku di sini?" tanyaku seraya memandangnya.
"Tak sengaja aku memeriksa beberapa pengunjung di hotel ini. Aku melihat KTP dan foto yang ada di situ. Aku yakin itu kamu. I miss you. Untungnya kita dipertemukan di sini."Satria berbicara cepat seperti kebiasaannya selama ini,"Aku ingat hari ini adalah ultahmu, Semoga kau selalu bahagia."
Aku tersenyum kecil. Mungkin ini adalah campur tangan Tuhan untuk mempertemukan aku dan Satria. Setelah ini entah kisah apa lagi yang akan terjadi kepadaku. Sebuah rahasia yang hanya menjadi hak Sang Pencipta