Mohon tunggu...
Nina Sulistiati
Nina Sulistiati Mohon Tunggu... Guru - Belajar Sepanjang Hayat

Pengajar di SMP N 2 Cibadak Kabupaten Sukabumi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Ultah Versus Jodoh

9 November 2023   22:39 Diperbarui: 10 November 2023   06:04 467
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar dokumen pribadi by Canva 

"Benarkah aku memang ditakdirkan tidak mempunyai pasangan hidup. Itu artinya aku tidak diakui sebagai umat Nabi Muhammad. Tidaaaak! Ini tidak adil!" kalbuku mulai menuntut dan menggoda nalar yang mulai berpikir kacau

Ting. .. ada pesan masuk di handphone-ku. Rupanya pesan dari Sundari, sahabatku di kantor.

" Mbak Ajeng. Kamu harus datang ya ke rumahku malam nanti. Keluarga Mas Hanung akan datang untuk mengkhitbahku."

Jlep! Pesan singkat itu seperti menghunjam jantungku. Sundari, yang baru berusia 26 tahun, sudah dilamar kekasihnya. Sedangkan aku yang usianya sepuluh tahun lebih tua darinya, kekasih pun belum aku miliki

Aku tak menjawab pesan itu. Rasa malas menyergap. Aku tahu pasti orang- orang akan membandingkan aku dengan sahabatku itu. Pasti mereka akan nyinyir dan berkata"Sahabatmu saja sudah dapat calon suami. Nah kamu pacar pun belum ada." Aku heran mengapa orang selalu nyinyir pada hal- hal yang bukan jadi urusannya. Masalah jodoh bagi mereka tampak mudah seperti di sinetron- sinetron.

"Nduk, teleponmu bunyi lo dari tadi," suara ibu terdengar dari luar kamar.

Aku melihat handphone. Ternyata pemberitahuan panggilan sudah panjang. Dengan segan aku menerima panggilan Sundari.

"Mbak... Kok pesanku gak kau jawab, to?" rajuk Sundari yang sudah aku anggap sebagai adikku sendiri.

"Maaf, Ndari.  handphone Mbak silent. "Aku menjawab ogah- ogahan.

"Mbak datang ya nanti malam. Please...." Sundari merengek.

"Ya... Aku usahakan," jawabku cepat dengan harapan Sundari tak perlu lama menelepon.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun