Pada tahun 1479, Sunan Gunung Jati, atas izin Pangeran Cakrabuana, menghentikan upeti kepada kerajaan Pajajaran dan melepaskan diri dari kerajaan Pajajaran. Cirebon menjadi kerajaan yang merdeka dengan pusat kesultanan berada di Kasepuhan. Sunan Gunung Jati sebagai rajanya.
Di bawah pemerintahan Sunan Gunung Jati inilah kerajaan Cirebon mencapai kejayaan dengan melebarkan kekuasaan ke daerah Batavia, Jawa Barat dan Banten. Selain itu mendirikan infrastruktrur dan membangun masjid.
Salah satu mesjid yang dibangun pada masa Sunan Gunung Jati adalah Masjid Agung Sang Cita Rasa atau biasa disebut Masjid agung Cirebon. Ada orang yang juga menyebutnya dengan masjid Sunan Gunung Jati karena memang beliaulah yang memprakarsai pembangunan mesjid ini.
Masjid ini berdiri pada tahun 1498 M dan berdiri di lokasi kompleks keraton Pakungwati. Pembangunan mesjid ini dipimpin oleh Sunan Kalijaga dan sebagai arsiteknya Raden Sepat dari kerajaan Majapahit. Beberapa tenaga ahli dikirimkan oleh Raden Patah dari kerajaan Demak.
Masjid agung Cipta Rasa ini memiliki saka guru(tiang) dari tatal yang terbuat dari pecahan-pecahan kayu kecil yang disatukan sama halnya tiang utama yang dimiliki oleh mesjid Demak. Tiang ini dibuat oleh Sunan Kalijaga yang melambangkan kesatuan atau gotong royong.
Menurut cerita, masjid ini dibangun dalam waktu satu malam saja, yaitu saat dini hari. Lalu sudah dipakai saat salat subuh. Masjid ini diberi nama Sang Cipta Rasa yang bermakna perwujudan dari cipta dan rasa.
Apa keunikan masjid Sang Cipta Rasa?
- Arsitektur Masjid
Atap mesjid ini berbentuk limas dan bersusun tiga. Semakin ke atas bentuknya semakin kecil. Ruangan terdiri dari ruang utama dan ruang serambi.
Ruang utama teridiri dari enam ruangan yang berdinding setinggi tiga meter. Ada tiang-tiang dalam ruang utama ini berjumlah tiga puluh tiang yang berumpak-umpak.
Di ruang utama da mihrab, mimbar dan maksuroh. Mihrab meripakan lengkungan bermotif bunga matahari dengan lidah api dan motif sulur disangga tiang. Mimbar terbuat berada di sisi utara mihrab. Maksurah ( kayu pembatas) terdiri dua bagian yaitu maksurah Sultan Kasepuhan yang terletak di bagian kiri mimbar dan maksurah Sutan Kanoman yang terletak di bagian selatan.
Ruang serambi terdiri dari serambi dalam dan serambi luar. Serambi dalam memiliki empat macam serambi yakni" serambi selatan, timur, utara, dan barat. Sedangkan serambi luar memiliki empat macam serambi yakni: serabi utara, serambi selatan, serambi timur, Semua serambi itu memiliki fungsinya masing-masing.