Mohon tunggu...
Nina Sulistiati
Nina Sulistiati Mohon Tunggu... Guru - Senang menulis, pembelajar, senang berbagi ilmu

Pengajar di SMP N 2 Cibadak Kabupaten Sukabumi.

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Mesjid Cipta Rasa Saksi Bisu Perjuangan Wali Songo

8 April 2023   08:58 Diperbarui: 8 April 2023   09:03 596
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar :https://news.detik.com/

Saya bangga menjadi warga Cirebon. Selain sebagai tempat saya dilahirkan dan dibesarkan, kota Cirebon memiliki sejarah yang sangat menarik dan penting untuk diketahui. Kota yang memiliki sejarah khususnya tentang penyebaran agama Islam di tanah Jawa oleh para wali.

Secara geografis, Cirebon terletak di sebelah utara pantai pulau Jawa. Sebagian besar kota Cirebon merupakan daerah dataran rendah. Cirebon berada di jalur pantura (pantai utara) Hal ini menyebabkan penduduk kota Cirebon banyak yang bekerja sebagai nelayan.

 Cirebon sendiri memiliki sejarah yang menarik. Cirebon terkenal sebagai kota udang atau juga kota wali. Penamaan itu pastinya memiliki alasan berdasarkan sejarah berdirinya Cirebon sendiri.

Manuskrip Purwaka Caruban Nagari menjelaskan bahwa pada abad 15 di pantai laut Jawa terdapatlah desa nelayan kecil bernama Muara Jati. Saat itu sudah banyak kapal asing yang singgah untuk berniaga. Oleh penguasa kerajaan Galuh ditunjuk Ki Gede Alang-alang sebagai pengurus pelabuhan. Ki Gede Alang-Alang memindahkan pusat kegiatan ke daerah Lemahwungkuk.

Apa kaitannya Ki Gede Alang- Alang dengan kerajaan Pajajaran? Raja Siliwangi memiliki tiga orang anak dari Ratu Subhang larang. Ketiga anak itu bernama Walangsungsang, Nyi Mas Rara Santang, dan Kian Santang. Ketiganya mengikuti agama ibunya yaitu agama Islam.

Pangeran Walangsungsang putera sulung  Prabu Siliwangi pergi ke daerah pesisir utara bersama adiknya Rara Santang  untuk mencari tempat yang dianggap tepat untuk membangun pedukuhan. Kemudian, mereka bertemu dengan Ki Gede Alang-Alang yang menjadi orang kepercayaan Raja Galuh. Akhirnya mereka mendirikan pedukuhan.

Pangeran Walangsungsang yang bergelar Pangeran Cakrabuana akhirnya membangun pedukuhan tersebut dengan nama Caruban. Seiiring waktu kata Caruban berubah menjadi Cirebon yang berasal dari kata cai dan rebon.

Cirebon berkembang pesat setelah dipimpin oleh Pangeran Cakrabuana. Perluasan wilayah menyebar hingga ke daerah Batavia dan kerajaan Banten.  Seiring dengan perkembangan pemerintahan di Cirebon, berkembang pula agama Islam.

Suatu hari Pangerann Cakrabuana bersama adiknya Rara Santang pergi haji. Saat di perjalanan Rara Santang menikah dengan Sultan Mesir, Syarif Abdillah bin Nuurl Alim. Mereka memiliki anak bernama Syarif Hidayatullah pada tahun 1448.

Setelah dewasa, Syarif Hidayatullah datang ke Cirebon dan menyebarkan agama Islam di kota tersebut. Syarif Hidayatullah menikah dengan Nyi Mas Pakungwati, sepupunya, puteri dari Pangeran Cakrabuana.

Pada tahun 1479, Sunan Gunung Jati, atas izin Pangeran Cakrabuana, menghentikan upeti kepada kerajaan Pajajaran dan melepaskan diri dari kerajaan Pajajaran. Cirebon menjadi kerajaan yang merdeka dengan pusat kesultanan berada di Kasepuhan. Sunan Gunung Jati sebagai rajanya.

Di bawah pemerintahan Sunan Gunung Jati inilah kerajaan Cirebon mencapai kejayaan dengan melebarkan kekuasaan ke daerah Batavia, Jawa Barat dan Banten. Selain itu mendirikan infrastruktrur dan membangun masjid.

Salah satu mesjid yang dibangun pada masa Sunan Gunung Jati adalah Masjid Agung Sang Cita Rasa atau biasa disebut Masjid agung Cirebon. Ada orang yang juga menyebutnya dengan masjid Sunan Gunung Jati karena memang beliaulah yang memprakarsai pembangunan mesjid ini.

Masjid ini berdiri pada tahun 1498 M dan berdiri di lokasi kompleks keraton Pakungwati. Pembangunan mesjid ini dipimpin oleh Sunan Kalijaga dan sebagai arsiteknya Raden Sepat dari kerajaan Majapahit. Beberapa tenaga ahli dikirimkan oleh Raden Patah dari kerajaan Demak.

Masjid agung Cipta Rasa ini memiliki saka guru(tiang) dari tatal yang terbuat dari pecahan-pecahan kayu kecil yang disatukan sama halnya tiang utama yang dimiliki oleh mesjid Demak. Tiang ini dibuat oleh Sunan Kalijaga yang melambangkan kesatuan atau gotong royong.

Menurut cerita, masjid ini dibangun dalam waktu satu malam saja, yaitu saat dini hari. Lalu sudah dipakai saat salat subuh. Masjid ini diberi nama Sang Cipta Rasa yang bermakna perwujudan dari cipta dan rasa.

Apa keunikan masjid Sang Cipta Rasa?

  • Arsitektur Masjid

Atap mesjid ini berbentuk limas dan bersusun tiga. Semakin ke atas bentuknya semakin kecil. Ruangan terdiri dari ruang utama dan ruang serambi.

Ruang utama teridiri dari enam ruangan yang berdinding setinggi tiga meter. Ada tiang-tiang dalam ruang utama ini berjumlah tiga puluh tiang yang berumpak-umpak.

Di ruang utama da mihrab, mimbar dan maksuroh. Mihrab meripakan lengkungan bermotif bunga matahari dengan lidah api dan motif sulur disangga tiang. Mimbar terbuat berada di sisi utara mihrab. Maksurah ( kayu pembatas) terdiri dua bagian yaitu maksurah Sultan Kasepuhan yang terletak di bagian kiri mimbar dan maksurah Sutan Kanoman yang terletak di bagian selatan.

Ruang serambi terdiri dari serambi dalam dan serambi luar. Serambi dalam memiliki empat macam serambi yakni" serambi selatan, timur, utara, dan barat. Sedangkan serambi luar memiliki empat macam serambi yakni: serabi utara, serambi selatan, serambi timur, Semua serambi itu memiliki fungsinya masing-masing.

 sumber https://unswagati.ac.id/post/index?id=166-legenda_adzan_pitu_masjid_agung_sang_cipta_rasa_cirebonption
 sumber https://unswagati.ac.id/post/index?id=166-legenda_adzan_pitu_masjid_agung_sang_cipta_rasa_cirebonption
  • Azan Pitu saat Salat Jumat

Keunikan lain yang ada di masjid Sang Cipta Rasa Cirebon ini adalah azan pitu. Saat salat Jumat azan yang biasanya dilakukan hanya seorang saja, tetapi di masjid ini dilakukan oleh tujuh orang dengan berpakaian khusus. Ada sejarah yang melatarbelakangi azan pitu tersebut.

Pada zaman Sunan Gunung Jati, ada seorang penganut ilmu hitam bernama Menjangan Wulung yang menyebarkan ilmu hitamnya itu sehingga banyak penduduk yang terkena wabah penyakit termasuk Nyi Mas Pakungwati, isteri Sunan Gunung Jati. Banyak penduduk yang tewas akibat kiriman ilmu hitan Menjangan Wulung yang kerap berdiam diri di memolo Masjid Agung Sang Cipta Rasa.

Setelah berdoa dan memohon petunjuk Allah Swt, Sunan Gunung Jati mendapat petunjuk untuk mengumandangkan azan saat salat oleh tujuh orang muazin agar wabah yang melanda penduduk Cirebon hilang. Pada saat salat Sunan Gunung Jati menyuruh tujuh orang untuk melakukan azan pitu. Azan itu menyebabkan Menjangan Wulung yang berdiam di memolo masjid terpental bersama memolo tersebut. Konon kabarnya memolo itu terpental dan menempel di mesjid agung Serang Banten. Itulah sebabnya mengapa mesdid agung Cipta Rasa tidak memiliki memolo sedangkan masjid agung Serang Banten memiliki dua memolo (kubah).

Berbicara tentang Cirebon tidak akan habisnya khususnya mengisahkan tentang berbagai keunikan sejarah dan budaya. Meskipun saya sudah menetap di kota lain, tetapi bagi saya Cirebon adalah kota yang akan saya kenang dan menjadi tempat yang akan saya kunjungi. Semoga bermanfaat.

Referensi 

Heridana, Dedy. 2022. Sejarah dan Keunikan Masjid Agung Sang Cipta Rasa di Keraton Kasepuhan, Dibangun Hanya Satu Malam. TribunCirebon,com. Diakses tanggal 7 April 2023

Ningsih, Widya Lestari. 2021. "Masjid Agung Sang Cipta Rasa: Sejarah dan Arsitekturnya", Kompas.com. Diakses tanggal 7 April 2023

Sabandar, Switzy. 2022. Sejarah 'Adzan Pitu', Tradisi Tujuh Muazin Kumandangkan Azan Bersamaan Tolak Kekuatan Sihir. https://www.liputan6.com/ Diakses tanggal 7 April 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun