Saat dirinya berpikir tentang Centini, degup jantungnya semakin keras. Ah...inikah yang namanya cinta yang dulu pernah dirasakannya. Arman masih ingat saat -saat SMA dulu. Dengan diam- diam, dia sering mencuri pandang ketika Centini sedang berlatih di aula sekolah. Dia sangat mengagumi Centini. Rasa yang akhirnya berubah menjadi benih- benih cinta. Namu, dia tak pernah memiliki keberanian untuk mengungkapkan segala rasa kepada Centini. Setelah lima belas tahun kini rasa itu kembali hadir di hatinya. Terlambatkah?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI