"Tolong, A. Bantu saya," ujar perempuan itu sambil berusaha melepaskan tangannya dari pria itu.
Aku segera turun dari motor ketika perempuan itu meminta tolong padaku .
"Lepaskan dia!" Â teriakku sambil mendekati gadis itu dan berusaha melepaskan tangannya dari cengkraman tangan pria itu.
"Jangan ikut campur urusan kami. Dia pacarku," teriak laki-laki itu sambil mendorongku dan berusaha melayangkan tinjunya ke arahku. Serta merta cengkraman tangan laki-laki itu terlepas dari gadis itu.
"Kamu harus menyingkir,Neng. Cari perlindungan," ujarku sambil menghindar dari tinjunya.
"Apa urusanmu dengan kami. Dia kekasihku. Kamu bukan siapa-siapanya" bentak laki-laki itu lagi.
"Siapa bilang dia bukan siapa-siapa. Dia calon istriku. Siapa pun yang mengganggunya maka akan berurusan denganku," ujarku tak kalah kerasnya. Sejenak gadis itu membelalakkan matanya.
"Cinta, benarkah itu. Kamu sudah betul-betul melupakanku?" tanya pria itu menghentikan pukulannya.
Gadis itu yang ternyata bernama Cinta menganggukan kepalanya. Aku mendekati Cinta.
"Kamu kan cowok yang tak tahu diri. Cinta itu tidak punya perasaan apa pun padamu. Dia cintaku dan tak boleh ada orang yang mengganggunya. Silakan kamu pergi!". bentakku lebih keras. Laki-laki itu pergi dengan wajah yang kecewa.
Cinta, nama gadis itu, mendekatiku. Dia menundukkan kepalanya.
" Terima kasih ya, kamu sudah menolongku dari gangguan Andri. Dia selalu menggangguku," ujarnya pelan.