Aku menunggu dengan sabar. Selang tak berapa lama, aku melihat dokter keluar dari ruang periksa.  Aku mendekati dokter.
 "Bagaimana keadaan teman saya,Dok?"tanya saya lagi.
 "Tidak apa-apa. Mungkin dia kelelahan. Biarkan dia istirahat sebentar kemudian Mas boleh membawanya pulang. O ya selamat ya, Anda akan menjadi seorang ayah," jelas dokter.
"Apa,Dok. Cinta hamil?" Tanya saya kaget. Tanpa memedulikan kekahetanku dokter berlalu dari hadapanku.
Kemudian aku masuk ke ruang IGD dan menemani Cinta. Ada banyak pertanyaan yang ingin kuajukan padanya. Namun melihat kondisi Cinta yang masih terbaring lemah, aku mengurungkan niatku itu.
" Terima kasih ,ya. Kamu sudah menolongku,: ujar Cinta pelan sambil duduk. Aku membantu Cinta sambil memegang tangannya.
"Kamu sudah kuat? Saya antar kamu pulang ya? ujarku meyakinkan Cinta.
"Maaf ya,Mas.Saya merepotkan mas. " ujar Cinta,"oh..ya, nama Mas siapa ya?"
Aku bengong mendengar ucapan Cinta. Kok, Cinta begitu sih. Apakah dia tidak mengenalku karena benturan kepala saat jatuh tadi atau memang pura=pura tidak mengenalku.Â
"Yudha Pratama," jawabku bingung, Kanu jangan pura-pura begitu ah. Ayo aku antar kamu pulang,"
"Tidak usah,Mas Yudha. Aku dijemput suamoku nanti. Aku sudaj wa dia>" jawab Cinta pendek. Berarti benar Cinta sudah menikah. Pantas sikapnya berubah kepadaku. Tapi seharusnya dia tidak merahasiakan ini semua. Ada sesuatu yang menyayat di sudut dadaku.