“Lini takut pak, selama ini bapak dan ibu sudah banyak menanggung biaya sekolah Lini cukup banyak, kalau semisal Lini melanjutkan kuliah, nanti semester berikutnya malah semakin besar biayanya” jawab Lini dengan menundukkan kepalanya.
Melihat air mata Lini yang terus membasahi pipi, Bu Yuni mengusapnya dan berkata “Nak sudah berkali-kali ibuk bilang semua rezeki itu Allah yang mengatur dan setiap apapun masalahnya pasti ada jalan keluarnya, jangan berfikir seperti itu nak! Jika kamu punya tekat juga Istiqomah menjalaninya kamu pasti akan mendapatkannya”.
“Bapak ada sedikit tabungan yang mungkin cukup nak untuk kamu bisa membayar pendaftaran itu” saut bapak sambil menepuk bahu Lini untuk menenangkannya.
“Tapi pak...” sangkal Lini langsung dihentikan bapak, “sudah! besok kamu pergi ke bank dan ambil uangnya. Tidak usah kamu memikirkan semua biayanya. Selama bapak masih bisa membiayaimu dan adik-adikmu”. Lini yang merasa tenang dan langsung memeluk orangtuanya, pertama kalinya setelah bertahun-tahun tidak merasakan kehangatan seperti ini.
Lini juga memutuskan untuk keluar dari pekerjaan meskipun terasa berat tapi Lini ingin fokus untuk melanjutkan sekolahnya.
Tak terasa hari berlalu dengan cepat, Lini yang sudah menjadi mahasiswa di Universitas yang dia inginkan sejak dulu. Dan benar saja, terkaan pesan yang disampaikan bu Yuni dan bu Arini kepada Lini terwujud sekarang. Lini mendapatkan beasiswa berkat kesungguhannya untuk terus belajar, dan mempertahankan nilainya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H