Mohon tunggu...
Nina Fadila
Nina Fadila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa dari Program Studi Psikologi Islam UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung

film lokal

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Takdir yang Tak Bisa Ditebak

10 Desember 2022   17:50 Diperbarui: 10 Desember 2022   18:07 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

“Iya, lain kali kalau butuh bantuan atau nggak berani pulang sendirian bilang ya!” tawar Dino.

“Ehehe iya Dino. Kamu hati-hati ya!”

       Sesampainya di rumah, Lini mengucap salam “Assalamualaikum”.

“Wa'alaikumsalam warohmatullahi wabarakatuh” saut orang rumah (bapak, ibu, dan adik-adik Lini). Lini langsung masuk kamar untuk beberes dan mandi. Meskipun hari-harinya melelahkan tapi Lini selalu terlihat ceria karena dia menjalaninya dengan senang hati.

         Selesai dia beberes dan mandi, dia lanjut shalat isya' sampai selesai shalatnya terdengar notifikasi dari handphonenya “kluntingg…” Lini langsung mengambil handphonenya dan melihat notifikasi, ternyata notifikasi berasal dari pengumuman yang selama ini dia tunggu-tunggu. Lini kaget campur aduk yang dia rasa tidak tahu mau berkata apa.

“Selamat anda DITERIMA di program studi.....” itulah teks yang ada di layar handphonenya. Lini seketika itu langsung sujud syukur, dia bahagia sekali sampai tak terasa air mata mengalir di pipinya. Kemudian Lini langsung melepas mukenanya dan bergegas untuk menyampaikan rasa bahagia ini ke ibunya “buk? ibuk dimana?”.

“Disini, di kamar musholla nak” jawab bu Yuni yang juga masih mengenakan mukenanya selesai shalat dan membaca Al-Qur'an. Lini yang langsung memeluk bu Yuni dari belakang dan masih sesenggukan karena sebahagia itu.

“Eh lhoh kenapa ini? kenapa nak? ada apa? kog sampai sesenggukan gitu? jelaskan ke ibu pelan-pelan saja” tanya bu Yuni membalikkan badannya dan kembali memeluk Lini.

“Alhamdulillah buk. Aku keterima di Universitas yang aku mau” jelas Lini terpatah-patah.“Masyaallah, Alhamdulillah. Apakah itu benar nak?”.

“Iya buk lihat ini” Lini menunjukkan handphonenya. Bu Yuni pun langsung menutup Al-Qur'annya untuk melakukan sujud syukur dan kembali memeluk Lini lagi.

“Masyaallah nak selamat ya, semoga ini yang terbaik untukmu. Ibuk selalu mendoakanmu karena ibuk tau kamu pasti bisa buat ibuk dan bapak kamu bangga” tutur bu Yuni yang juga   ikut menangis bahagia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun