Mohon tunggu...
Febri Nina Fathrattu
Febri Nina Fathrattu Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

saya adalah seseorang yang sangat suka membaui hujan...simple.....dreamer...writter (masih dalam tahap belajar) ...and Kutu Buku :) twitter : @okitafathrattu

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Membaui Hujan Bagian 1 : RAIN

21 Juli 2012   07:11 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:45 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Tiba – tiba airmata ibu mengingatkanku pada Rain. Pada semua kejailannya juga cita – citanya. Akhirnya, aku ingat semua yang telah terjadi. Tanpa mampu ku tahan, airmataku akhirnya tumpah juga setelah sekian lama. Aku merindukannya…. Aku pun merindukan ibu.

“ Tidak apa – apa nak, menangislah jika itu mampu melepaskan semua dukamu. Itu lebih baik daripada ibu harus melihatmu membisu sekian lama, sejak kematian Rain,” ujar Ibu.

Ku luapkan semua rasa sedih, sakit, kecewa juga rasa bersalahku. Hanya karena kemarahan dan kekeliruanku yang mengira Rain tidak ingin bersamaku lagi, aku harus kehilangan dia. Padahal tanpa sepengetahuanku, ia juga mendaftarkanku dalam seleksi beasiswa di universitas negeri di Jakarta dan kami berdua sama – sama lolos tanpa harus menjalani ujian seleksi. Namun ketika ia ingin memberiku kejutan, justru aku bersikeras untuk kuliah di Surabaya. Hal ini ku ketahui dari Farhan.

“ Aku ingin kuliah dan mewujudkan cita - cita Rain, bu,” ujarku akhirnya. Sebenarnya sejak dulu aku tak pernah tahu ingin jadi apa, sedangkan Rain, dia selalu punya banyak mimpi. Dia ingin menjadi seorang Dokter juga menjadi penulis.

Ketika tak mampu lagi ku dengar suaramu

Ketika tak dapat lagi ku lihat senyummu

Aku takkan pernah membencimu

Sekalipun kau telah pergi meninggalkanku

Justru aku ingin wujudkan mimpimu

Karena ku ingin bahagiamu

Itulah janjiku….duhai belahan jiwaku…

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun