Lima provinsi tersebut menyumbang sekitar 70% dari luas karhutla di Indonesia.
Riau merupakan provinsi yang paling rawan karhutla di Indonesia. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:
- Luas lahan gambut yang cukup besar.
- Kondisi geografis yang berbukit-bukit dan berawa.
- Musim kemarau yang panjang.
Penyebab Karhutla
Penyebab utama karhutla di Indonesia adalah aktivitas manusia. Aktivitas manusia yang dapat menyebabkan karhutla antara lain:
- Pembakaran lahan untuk perkebunan kelapa sawit, karet, dan tanaman lainnya.
- Pembakaran hutan untuk membuka lahan baru.
- Pembakaran hutan untuk membuat asap untuk mengusir hama ternak.
- Pembakaran hutan untuk keperluan ritual keagamaan.
Selain aktivitas manusia, faktor alam juga dapat menjadi penyebab karhutla, seperti:
- Petir
- Suhu udara yang tinggi
- Curah hujan yang rendah
Dampak Karhutla
Karhutla memiliki dampak yang luas bagi lingkungan, ekonomi, dan kesehatan masyarakat. Dampak-dampak tersebut antara lain:
- Kerusakan hutan dan ekosistem.
- Pencemaran udara.
- Peningkatan emisi gas rumah kaca.
- Kerugian ekonomi.
- Gangguan kesehatan masyarakat.
Upaya Penanggulangan Karhutla
Pemerintah Indonesia telah melakukan berbagai upaya untuk menanggulangi karhutla, antara lain:
- Penguatan penegakan hukum.
Penegakan hukum terhadap pelaku karhutla merupakan salah satu upaya penting untuk mencegah terjadinya karhutla. Pemerintah Indonesia telah meningkatkan penegakan hukum terhadap pelaku karhutla, dengan memberikan sanksi yang tegas, termasuk sanksi pidana.
- Peningkatan kapasitas masyarakat.
Pemerintah Indonesia juga telah meningkatkan kapasitas masyarakat dalam pencegahan dan penanggulangan karhutla. Hal ini dilakukan dengan memberikan edukasi dan pelatihan kepada masyarakat tentang bahaya karhutla dan cara-cara mencegahnya.
- Pengembangan teknologi pengendalian karhutla.