Wajahnya menegang menahan takut.
" Bry, " aku mencoba memeluknya. Namun ..." Plakkk " tamparan keras papa mengenai pipiku. Aku memekik, menahan perih.
" Dengar San. Sekarang juga cari mama kamu. Dan jangan pernah pulang sebelum ketemu. Ngerti ! " ujarnya penuh emosi.
Pandanganku nanar. Ku tinggalkan rumah dengan sekian kecamuk. Sempat kulihat tatapan Bry, seolah tak rela.
( Lalu seharian, aku duduk ditaman kota. Sengaja hari ini aku bolos. Tapi cuaca bener-bener gak kompromi. Ketika menjelang sore, hujan turun deras. Tak ada pilihan. Terpaksa aku berteduh , didepan rumah berpagar putih ). Entah milik siapa.
" Hey, hallo. Koq malah nangis sih ? " tepuknya lembut. Memutus lamunanku.
" Em ... em aku tergagap " buru-buru kuhapus airmataku.
" Sorry "
" Elang" Ia mengulurkan tangan.
" Santi " sambutku.
" By the way, kamu kenapa? "