Semoga saat membaca surat ini. Engkau dalam keadaan tersenyum. Karena aku berharap rasa sayang serta kasih -- Nya berlimpah kepadamu. Rasa yang tak pernah berubah ketika kita bersama -- sama dulu. Melewati hari -- hari penuh lelah. Namun kita selalu berhasil mengikatnya dalam suasana penuh suka. Sekali lagi, aku ingin selalu menyapamu. Karena rinduku padamu. Bagaimana kabarmu hari ini di Singapura ? Aku selalu berdoa. Agar engkau disini tetap tersenyum. Dalam keimanan dan tak pernah berhenti untuk mencurahkan rahmat -- Nya padamu.
Sahabatku ................................,
Apakah engkau masih teringat ? Ketika pertama kali memperkenalkan aku dengan Mikoto ? Seorang temanmu ? Tuhan telah mempertemukan kami ! Pernahkah engkau berpikir ? Bahwa semua kenangan indah yang bersama -- sama kita alami ? Terjadi begitu saja lalu terabaikan ? Aku tak kuasa menyembunyikan perasaan ini. Bila merenungi masa lalu kita bertiga. Karena aku tahu bahwa kepada -- Nya bermula rasa rinduku padamu. Tak lupa sebait doaku lantunkan. Di setiap malam agar engkau dalam naungan -- Nya. Â
Sahabatku .................................,
Terakhir kali kita akan berpisah. Sebenarnya aku sungguh -- sungguh tak rela melepasmu. Karena kenangan manis yang pernah kita jalin. Terlalu erat untuk dilupakan begitu saja. Namun kenyataan saat itu ! Mengisyaratkan supaya aku mampu bersikap tabah. Hingga kini. Seolah -- oleh engkau masih disini. Menghibur dengan cerita -- cerita lucu. Tentang hutan, ladang bunga atau bersama -- sama memanjat pohon ceri di kebun buah. Tentang pak tani yang selalu dikasihi -- Nya karena saling perduli.
Inilah sepucuk surat. Sengaja ku tulis untukmu. Ku tulis dalam keadaan tersenyum. Dengan hati yang ikhlas. Dengan jiwa yang basah. Berharap setelah engkau selesai membacanya. Kembali terjalin rasa persahabatan diantara kita. Sehingga semangat tetap terlingkar manis. Pun ikhtiar kita bersama -- sama. Menuju kepada jalan -- Nya.
Semoga Tuhan membantu menghimpun kita di taman -- taman surganya. Kembali mengkokohkan janji suci. Yang pernah kita ikrarkan bersama -- sama.
Wassalam, Miyuki.
Akhirnya, dengan tulus Shizuru menyetujui hubungan diantara Makoto dan Miyuki. Namun Shizuru memilih untuk tetap tinggal di Singapura. Hingga lulus SMA.
"Ada kalanya kita ingin menyendiri. Namun di lain waktu, ada kalanya kita membutuhkan untuk berteman. Tetapi tidak semua orang mau mengerti keadaan kita. Harus diketahui kondisi hati. Yang mana kapan kita ingin dibiarkan. Tidak ada pertanyaan -- pertanyaan. Bahkan tidak merasa khawatir untuk tidak diperdulikan. Kita hanya ingin seperti ini. Meskipun tanpa alasan."