Kelima, Asia adalah wilayah dengan potensi konflik tinggi. Pertama adalah kemungkinan konflik di Asia Timur antara Korea Utara dan Korea  Selatan. Jika pecah konflik, Jepang, AS dan Cina akan terlibat di dalamnya. Kedua, kemungkinan konflik di Laut Cina Selatan (LCS) yang melibatkan Cina, 5 negara ASEAN, AS dan sekutunya. Perang di dua kawasan ini akan mengganggu jalur suplai, meningkatkan resiko, naiknya biaya asuransi dan harga minyak yang dipasok dari luar.
Untuk menghadapi konflik di LCS, mesin perang Indonesia membutuhkan bahan bakar agar bisa beroperasi dalam waktu lama. Pesawat tempur dan kapal perang harus dikerahkan dengan suplai bahan bakar yang stabil dan memadai. Tanpa minyak, Rafale, F-16, Â F-15, Apache, frigat, kapal selam tidak akan berfungsi efektif melindungi wilayah dan rakyat Indonesia.
Â
Penutup
Biaya pembangunan SPR memang tidak murah dari segi keuangan. Fungsinya yang penting untuk menjamin keamanan energy dan ketahanan nasional, membuat biaya mahal menjadi relatif. Dunia makin tidak aman.Â
Kelompok-kelompok teroris mulai menjadi infrastruktur migas sebagai target serangan. Perkembangan ini makin menambah ketidakpastian pasar minyak global. Seraya mendorong  energi terbarukan, cadangan strategis harus dibangun, meski secara bertahap. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H