Interdependensi ekonomi dari perdagangan dan investasi lintas negara memicu konflik komunitas. Ekspansi kapital menyebabkan konflik lahan.Â
Kerusakan lingkungan oleh kapitalisme perkebunan dan industri perkayuan juga menimbulkan perang kecil antar rakyat dan negara, antara rakyat dan perusahaan.Â
Ekspansi modal juga memicu perang lain yakni perang atas ruang. Pertumbuhan investasi pariwisata, misalnya, menimbulkan konflik lahan di sepanjang pantai-pantai Labuan Bajo dan Flores.
Penutup
Janji kemakmuran dan perdamaian yang ditawarkan globalisasi ekonomi tidak terpenuhi. Sumbernya terletak dalam logika kapitalisme itu sendiri.Â
Agar hidup dan bertahan, kapitalisme harus beranak pinak dan berakumilasi. Makin banyak 'anak' dalam bentuk investasi, makin untung dan makin bertumbuh.Â
Logika akumulasi tidak bisa berdamai dengan logika distribusi. Kemakmuran yang merata membutuhkan akumulasi lebih kecil atau paling tidak seimbang dengan distribusi.Â
Ekonomi global tidak bisa berekspansi tanpa logika akumulasi yang eksploitatif. Tanpa upaya sadar mendorong pemerataan, globalisasi kapialisme tidak berujung perdamaian, tapi konflik dan perang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H