Oh oh engkau anakku
yang segera tumbuh dewasa
dengan selaksa beban
mestinya sesuci bulan
Apa yang dapat kudambakan
Kata sesalku pun belum kau mengerti
Dosa siapa, ini dosa siapa
Salah siapa, ini salah siapa
Jawabnya ada di relung hati ini
(EBIET G. ADE)
Demikian  mungkin lirik sebuah lagu yang kiranya relevan dijadikan bahan  renungan sederhana bersama guna menyikapi persoalan politik berbangsa saat ini. Bayang politik bernegara kita saat bagai buah simalakama adanya. Tapi sebagai warga negara yang arif harus bijak dalam menyikapi guliran kehidupan perpolitikan kehidupan bernegara saat ini.
Kondisi negara saat ini bisa jadi kalangan elit bangsa yang benar mengedepankan semangat murni kebangsaaan di bawah Panji Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 akan merasa lelah dan bingung hingga muncul lirik baru yang bisa mewakili ungkapan kondisi perpoltikan negara belakangan ini yang begitu memprihatinkan :
Di dalam tidur di dalam doa
Di dalam mimpi kita bersama kita bersatu bergandeng tangan
Di alam nyata apa yang terjadi
Buah semangka berdaun sirih
Aku begini engkau begitu sama saja
Ibu Bapa ku, Ayah bunda ku entah kemana
Ingin bertanya aku tak tahu pada siapa
Air mata ku dan air matamu apalah gunanya
Engkau begitu aku begini sama saja
Di dalam tidur di dalam mimpi kita berjanji
Membuka pintu buka jendela bersama-sama
Tapi lihatlah apa yang terjadi
Kita selalu berbeda rasa
Aku begini engkau begitu sama saja
(BROERY PESULIMA)
Sangat disesali kalau dalam syair lagu begitu lawas saja tergambar bagaimana kehidupan bagsa masa lalu yang begitu mengagungkan dan patut dipertahankan dalam lirik lagu  :