Seorang pedagang asongan melintas. Langsung saja kutanyai.
"Mas ada apa sih kok kereta nggak jalan-jalan dari tadi?" tanyaku pada pedagang asongan itu.
"Itu mbak ada demo. Jalanan diblokade sama pendemo. Jadi kendaraan bermotor dan kereta nggak bisa jalan," jawabnya.
Huuufffttt...
"Aahhh, kayaknya bakalan telat kalau  kayak gini ini," gerutuku dalam hati.
Hari ini seorang teman di Malang mau melaunching bukunya. Aku diundang. Makanya aku ada dalam gerbong ini.
"Kenapa demonya hari ini sih? Bikin repot orang aja. Pakai memblokade jalan pula. Bener-bener menguji kesabaran ini," rutukku dalam hati.
Aku lihat penumpang lainnya juga sama gelisahnya sepertiku. Bolak-balik melongokan kepalanya ke arah luar kaca jendela untuk melihat perkembangan terbaru.
"Semoga pendemo mau diajak kompromi, mau mengizinkan kendaraan melintas lagi. Semoga mereka nggak merusak fasilitas umum ataupun melempari mobil atau kereta yang melintas," doaku dalam hati.
Pedagang asongan yang tadi kutanyai kembali melewati gerbongku sambil menjajakan dagangannya.
"Mas, gimana demonya? Masih memblokade jalan ya?"
"Masya Allah. Alhamdulillah," serunya yang membuatku bingung.