Obesitas
Robert memaparkan bahwa menurut Global Health Survey 2015 penyebab obesitas antara lain karena pola makan remaja yang buruk. Seperti jarang sarapan, kurang mengonsumsi makanan berserat, sering mengonsumsi makanan penyedap, serta kurang beraktivitas. Hal ini mengakibatkan risiko seseorang menjadi kegemukan, bahkan obesitas.
Tidak Rutin Beraktivitas Fisik
Hal ini dikarenakan saat sedang stress, seseorang cenderung menarik diri dari berbagai kegiatan, salah satunya kegiatan berolahraga. Hal ini dapat terjadi pada siapa saja dan menyebabkan gangguan pada rutinitas berolahraga, akibatnya tubuh dapat menjadi lebih mudah gemuk karena kondisi stress dapat mendorong penumpukan lemak lebih banyak. Melakukan olahraga walaupun dengan intensitas yang lebih rendah saat Anda sedang stress dapat membantu Anda menjadi rileks karena membantu produksi hormon endorfin dan memperbaiki mood sehingga Anda dapat melewati masa stress lebih baik.
Berdasarkan Global School Health Survey (GSHS), hanya ada tujuh persen anak yang memenuhi standar yang baik dan benar untuk memakan buah dan sayuran.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, (Kemenkes RI), berupaya menciptakan generasi muda yang sehat dan berkualitas. Caranya dengan memberantas HIV dan stunting. Namun terdapat data dari Riskesdas mereka mendapatkan 1/4 remaja Indonesia adalah perokok. Padahal rokok adalah salah satu faktor penyumbang berbagai penyakit berbahaya, mulai dari jantung, paru-paru, dan menjadi salah satu perilaku tidak sehat remaja
Kita lihat Keadaan kesehatan Remaja yang ada di Indonesia
Sejumlah remaja menghadapi masalah kesehatan yang kompleks, walaupun selama ini diasumsikan sebagai kelompok yang sehat. Dari beberapa survei diketahui besaran masalah remaja.
Dari survei demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007 menunjukkan 17% perempuan yang saat ini berusia 45-49, menikah pada usia 15 tahun. Sementara itu, terdapat peningkatan secara substansial pada usia perempuan pertama kali menikah. Perempuan usia 30-34 tahun yang menikah pada usia 15 tahun sebesar 9%, sedangkan perempuan usia 20-24 tahun yang menikah pada usia 15 tahun sebesar 4% (BPS and Macro International, 2008).
Menurut survei kesehatan reproduksi remaja Indonesia (SKRRI) tahun 2007, persentase perempuan dan lelaki yang tidak menikah, berusia 15-19 tahun merupakan :
Perempuan pertama kali pacaran pada usia kurang dari 12 tahun: 5,5%.dan pada usia 12-14 tahun: 22,6%
Lelaki pertama kali pacaran pada usia kurang dari 12 tahun: 5,0% dan usia 12-14 tahun: 18,6%