Mohon tunggu...
Nidaria Yusriyani
Nidaria Yusriyani Mohon Tunggu... Penulis - Pemula

@nidarysryni_

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Mengapa Kita Dipisahkan?

2 Februari 2020   13:34 Diperbarui: 2 Februari 2020   19:08 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

"Rasya kecelakaan? Bagaimana bisa itu terjadi? Mamah bingung Raisa. Tasya terus menerus meminta agar ia tinggal bersama kalian semua." Ibunda Tasya menangis. Begitupun dengan neneknya. Mereka bingung bagaimana menjelaskan semua hal yang menimpa keluarganya kepada Tasya ataupun Rasya.

RASYA

Setelah satu minggu lebih Rasya menginap di rumah sakit. Akhirnya ia diperbolehkan pulang. Ia senang sekali karena akan melihat wajah-wajah yang ia rindukan. Ia tidak mengerti. Mengapa teman-teman sekolahnya tidak ada yang menengoknya. Kecuali Pasya. Ia sudah ingat siapa itu Pasya. Ternyata Pasya adalah orang yang sangat baik. Pasya selalu menjaganya saat disekolah. Maupun di luar sekolah. Ia menyayangi Pasya. 

Setelah tiba dirumahnya. Ia terkejut melihat wajah sahabat-sahabatnya yang menyambut kepulangannya dari rumah sakit. Betapa Rasya sangat mensyukuri kehidupan yang Allah berikan kepadanya. 

Tasya bersama neneknya pun datang untuk melihat kepulangan Rasya. Namun, Tasya hanya bisa mengintip di luar pagar tinggi menjulang milik orangtuanya. Tasya terpaksa ikut karena ia diminta oleh neneknya. Jika hanya ibunya yang memintanya. Tentu saja ia akan menolaknya mentah-mentah.

"Enak sekali hidup Rasya ya nek. Sampai aku ingin pingsan melihatnya. Aku ke mobil punya Rasya duluan ya nek. Daripada harus menyaksikan adegan yang sangat aku inginkan. Tapi tak pernah aku dapatkan." Tasya berlalu pergi. Ia selalu berkata ketus kepada siapapun. Apalagi keluarganya. Keluarga yang membuangnya.

Setelah Tasya masuk kedalam mobil. Rasya melihat neneknya. Ia pun memanggilnya. "Sedang apa nenek disana? Ayo masuk nek." Rasya sedikit berteriak agar bisa terdengar oleh neneknya. Ia pun menjemput neneknya.

"Rasya kamu sudah sembuh sayang. Nenek hanya ingin melihat keadaanmu saja. Hari ini kebetulan sekali nenek ada acara pengajian di Bandung. Nenek tidak bisa lama-lama. Salamkan kepada kedua orangtuamu ya." Neneknya mengecup kening Rasya lama.

"Nenek buru-buru sekali. Iya nek aku akan sampaikan kepada ibu dan ayah. Nenek kesini hanya dengan pak sopir? Atau dengan kerabat yang lain? Nenek aku ingin pergi ke rumah nenek. Kenapa ayah dan ibu tidak pernah kasih ijin sih. Aneh sekali." Rasya celingukan berusaha melihat kedalam mobil.

Neneknya langsung menghalangi pandangan Rasya. "Berdua saja dengan pak sopir sayang. Biar nenek saja yang kesini. Nenek duluan sayang." Sesegera mungkin neneknya pergi meninggalkan Rasya. Sebelum muncul banyak pertanyaan lainnya yang ia tak bisa jawab.

"Rasanya aneh sekali. Kalau begitu akhir pekan nanti aku akan pergi sendiri ke rumah nenek. Tanpa ayah dan ibu tau." Ibunda Rasya memanggilnya. Ia pun kembali kedalam rumah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun