...
Beberapa hari berlalu aku pun tidak melihat anak ABK itu setelah kejadian itu, teman-temanku juga bertanya-tanya apakah benar kejadian itu.
"Andre, apa bener yang kamu lakukan kepada Abdul?" Kata salah satu teman kelasku Nia.
"Tidak mungkinlah buat apa aku melakukan hal seperti itu." Jawabku.
"Iya juga sih ga mungkin Andre yang baik melakukan hal seperti itu."
"Iya itu semua hanyalah fitnah."Jawabku dengan bawaan rasa dendam.
"Ya tapi rasa dendam tidak membuat kita berkembang, aku harus menunjukkan diriku bahwa akulah yang terbaik, jangan peduli orang-orang mau memanggil apa kepada kita atau menuduh kita yang lalu biarlah berlalu. Tunjukkanlah bahwa dirimu yang terbaik." Pikirku dalam hati.
Aku merasa anak ABK tersebut tidak perlu ditemani tapi itu terlalu kejam buatku, aku tidak bisa memusuhi seseorang karena aku telah merasakan bagaimana bila kita tersakiti.
...
Kejadian yang lalu biarlah berlalu. Dikelas 8 aku mulai aktif berorganisasi di SMP dan berpikir untuk terus belajar. Penindasan yang aku alami di Sekolah Dasar tidak pernah lagi terjadi disini tapi terkadang ada kakak kelas yang jahil kepadaku. Dikelas pun aku dan teman-temanku cukup solid karena kami hanya 12 orang. Semua siswa disekolahku pada saat itu mengikuti organisasi seperti Organisasi Intra Sekolah (OSIS) dan Majelis Permusyawaratan Kelas (MPK).
Tok tok tok, bunyi ketukan pintu depan kelasku.