Mohon tunggu...
Nico Andrianto
Nico Andrianto Mohon Tunggu... -

Bersyukur dalam kejayaan, bersabar dalam cobaan......

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

#Puzzle 14: Tahafutul Falsafah al Libraliyah(51)

6 Januari 2016   13:12 Diperbarui: 6 Januari 2016   14:32 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam permainan demokrasi, semua harus berujung pada senyum-tawa bahagia rakyat. Tidak ada kelaparan, tidak ada ketakutan, tersedia rumah sakit bagi yang sakit dengan pelayanan terjangkau, tersedia sekolah dan universitas terbaik untuk para putera-puteri bertalenta. Merebut ilmu terbaik dan paling maju untuk memajukan Tanah Air tercintanya seperti dilakukan oleh para founding fathers Nusantara. Jadi format lembaga pemerintahan Nusantara haruslah di-reset untuk kembali menjadi pelayan masyarakat saat “besi masih panas”. Dengan segala keterbatasan, para pejuang kemerdekaan memulai mendirikan negara dengan modal hampir nol, namun mereka tetap berjuang. Akhirnya seluruh potensi itu harus digunakan untuk menyejahterakan seluruh rakyat Nusantara, bukan menyebabkan kekayaan hanya berputar diantara elit-elit masyarakat saja.

Semuanya boleh mengambil hal-hal positif dari negeri-negeri maju, seperti Barat, Utara, Selatan dan Timur namun tanpa harus kehilangan jati diri sebagai bangsa muslim terbesar di dunia. Nilai-nilai seperti supremasi hukum, menaati aturan-aturan lalu lintas, membuat fasilitas umum yang ramah terhadap penyandang cacat, haruslah ditiru. Namun, nilai liberal, sekuler apalagi anti-agama seperti dipraktekkan di Barat haruslah dibendung sekuat tenaga. Sebab, liberalisme ekonomi murni itu bersifat sangat egois, seperti tertulis di tembok sebuah gedung perkantoran di Sydney, yang berbunyi: “Private property: No Sitting, No Trespassing, No Drinking”

@@@

 

Catatan kaki:

 

51 Kerancuan Filsafat Liberal

52 Penyembelihan hewan Aqiqoh dan sodaqoh perak atau emas seberat rambut bayi yang dicukur untuk dibagikan kepada orang yang membutuhkan. Lantunan sholawat badar, barzanji dan ayat-ayat suci dilantunkan dimana orangtua akan menunjukkan bayi yang baru lahir berkeliling kepada para hadirin. Hal itu mengingatkan kepada Rasulullah yang berupaya membangun kesatuan ummah melampaui kebersamaan tribalisme di Jazirah Arab. Kaum Anshor adalah saudara kaum Muhajirin seperti ditandai dalam peristiwa hijrah yang agung.

53 Omar Dani, dibalik kawat berduri Nirbaya, Tempo, 21 Juni 2009

54 The Orwel Press, 1990.

55 LSM = Lembaga Swadaya Masyarakat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun