Awalnya Coba Coba
Kisah sandi berjudi online dimulai tiga tahun lalu saat bekerja menjaga salah satu persewaan video game playstation  di salah satu kota kecil didaerah pantura Jawa Tengah. ia penasaran, mengapa temannya bisa menghasilkan uang dari judi online Rp300 ribu tiap malam. Sandi menjajal dengan modal Rp50 rb. Dalam sekali duduk, modalnya habis. Lalu ia mendeposit Rp100 rb, kali ini algoritamnya berpihak padanya, ia menang Rp5 juta.
Â
Kemenangan itu mendatangkan hormon dopamine yang perlahan menjadi candu. Sejak saat itu, ia nyaris tak pernah lepas dari Judi Online (judol) Ia memutar slot hingga larut malam berharap petir petir zeus dan sayap sayapnya mendatangkan uang secepat kilat. Â
Â
Penasaran
Rasa penasaran memenangkan judol membuatnya makin terperosok ke jurang kekalahan tanpa dasar. Dari deposit yang awalnya kecil menjadi kian besar, dari awalnya Rp50 ribu hingga sekarang minimal Rp500 ribu bahkan Rp2 Juta. Tanpa terasa selama tiga bulan ia sudah menghabiskan uang 90 juta dari orang tuanya. Setelah uangnya habis, pinjol datang untuk merayunya.
Â
Kalah ataupun menang dalam judol belum tentu membuat orang stop bermain, karena algoritma dalam judol membuat orang semakin terikat erat dalam lingkaran setan. Semakin kalah semakin membuat penasaran dan sebaliknya jika menang semakin ketagihan.
Â
Mudahnya melakukan judi online membuat sandi semakin menjadi orang sumbu pendek, sandi menyadari segala yang ditawarkan dalam judol membuat para pemain ingin untuk terus melakukannya. Suguhan animasi dan latar musik dalam judol adalah ilusi untuk penjudi semakin betah dan nyaman dan menyedot habis harta, benda hingga keluarga. Ditambah deposit yang kian digital yang tak menunggu lama, hanya dengan memindai QIRIS dan seketika bisa bermain. Ketika uang habis, bukannya berhenti, ia justru melirik pinjol sebagai solusi untuk mengembalikan kerugiannya. Namun sialnya Kini ia malah terjerat dua pinjol yang nilai pelunasannya sekitar Rp40 Juta.
Â
Kalah Penasaran, Menang Ketagihan
Â
Kira kira itu rangkuman cerita sandi (24), mahasiswa semester akhir disalah satu PTN di Jawa Tengah, dulu ia cukup sejahtera dengan berbagai usahanya, kini ia terjebak judi online. Kecanduannya pada judol membuatnya terasing dari lingkungan terlilit utang dan dilanda kecemasan sepanjang hari bahkan sampai depresi.
Â
Ini cerita lama yang sudah banyak didengar, namun seringkali disepelekan, padahal dampaknya besar dan berbahaya.
Â
Psikologi Penjudi
Â
Dalam Buku Psychology in module yang ditulis oleh Myers dan David G. Teori reinforcement (penguatan) yang dikemukakan psikolog BF Skinner. menyebutkan perilaku orang didorong oleh insentif atau penguatan sebagai konsekuensi dari perilaku tertentu. Saat orang berjudi, dia berharap kemenangan dan kesenangan yang diperoleh dari hormon dopamine. Hal itu pun dilakukan berulang untuk mendapat efek yang sama terus-menerus. artinya ada penguat untuk melakukan, yakni berupa insentif yang menimbulkan ekspektasi. Proses memanipulasi ekspektasi ini yang dimanfaatkan para bandar pada Judi Online.
Â
Dalam teori reinforcemenent penguatan dibagi menjadi dua yaitu positif dan negatif. Penguatan positif terjadi ketika perilaku diikuti oleh konsekuensi yang menyenangkan, sehingga meningkatkan kemungkinan perilaku tersebut diulang. Jika seseorang memenangkan Judol pengalaman positif terbentuk dan memperkuat penjudi untuk terus melakukannya.
Â
Sedangkan penguatan negatif dimulai ketika seseorang mengalami kekalahan, yang menyebabkan perasaan negatif seperti kecewa atau stres. Untuk menghindari perasaan buruk tersebut, mereka cenderung berjudi lagi, berharap bisa mendapatkan kemenangan yang akan menghilangkan ketidaknyamanan emosional. Jika mereka menang, meskipun hanya sedikit, kemenangan itu memberikan euforia dan meredakan stres, memperkuat keinginan untuk terus berjudi.
Â
Hidup yang tidak dipertaruhkan sama dengan omong kosong menjadi quote seorang penjudi online, Judi Online tidak hanya mempermainkan takdir tuhan, akan tetapi mempermainkan psikologis para pelakunya, dari teori yang di sebutkan diatas itulah sebabnya pelaku sulit untuk keluar dari zona setan itu, ditambah dengan Gambler fallacy dimana mereka membuat perhitungan tidak valid atau tak sesuai kenyataan. Hal tersebut justru diyakini oleh para penjudi dan membuat mereka terus ketagihan bermain.
Â
Gambler's fallacy adalah kesalahan logika di mana penjudi percaya bahwa hasil dari peristiwa acak tertentu dipengaruhi oleh hasil sebelumnya. Misalnya, pemain mungkin berpikir bahwa jika sebuah angka tidak muncul dalam beberapa putaran, maka kemungkinan angka tersebut muncul di putaran berikutnya lebih tinggi, padahal setiap putaran adalah peristiwa independen. Bar iki mesti maxwin~!!!
Â
Paket komplit antara penguatan yang diperoleh dari kemenangan maupun kekalahan dan keyakinan yang salah atau Gambler fallacy ini menciptakan ketagihan. Ketika pemain mengalami kerugian, mereka mungkin merasa terdorong untuk bertaruh lebih banyak dengan harapan bahwa mereka akan mendapatkan kembali uang yang hilang, yang sering kali berujung pada kerungkad-an yang lebih dalam. Mati tanam ehehee~
Â
Perang Psikologi
Â
Judol memanfaatkan psikologis untuk menjebak pelaku dalam algoritmanya, ada banyak cara untuk mencegah dan memerangi virus perjudian online ini, salah satunya dengan melawan menggunakan pendekatan psikologis.
Â
Teori klasik kondisioning yang dikembangkan oleh Ivan Pavlov menjelaskan bagaimana kita bisa belajar merespons stimulus tertentu melalui asosiasi. Pavlov mengajarkan anjingnya untuk mengeluarkan air liur hanya dengan mendengar bel, yang awalnya tidak berarti apa-apa. Dalam hal ini, judi online bisa menjadi "bel" yang menginduksi respons negatif.
Â
Dalam konteks judi online, konten yang menggambarkan perjudian dengan cara yang negatif, seperti iklan yang menunjukkan kerugian besar atau perilaku kecanduan, dapat berfungsi sebagai stimulus netral yang diubah menjadi stimulus yang menimbulkan respons negatif.
Â
Ketika individu terpapar pada gambar atau video yang menunjukkan konsekuensi buruk dari perjudian, mereka mulai mengasosiasikan judi dengan hal-hal negatif, seperti kehilangan uang atau masalah kesehatan mental. Jika paparan ini terjadi secara berulang, individu akan mengembangkan sikap skeptis terhadap perjudian, sehingga setiap kali mereka melihat sesuatu yang berhubungan dengan judi, mereka merasakan ketidaknyamanan atau kekecewaan. Sama seperti kata gemoy yang diasosiasikan kepada tentara yang luchu.
Â
Pemerintah bisa saja memulai secepat mungkin kampanye anti judi online dengan cara menyewa lagi buzzer buzzer (kemarin), pasang iklan di semua media masa di Indonesia, Bahkan semua balihopun bisa disewa untuk kampanye anti judi online jika memang permasalahan ini cukup serius bagi pemerintah, selain memberantas situs situs, bandar dan juga bekingannya.
Muhammad Niam Makhali, Program Magister Sains Psikologi Universitas Padjadjaran
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H