Perang Psikologi
Â
Judol memanfaatkan psikologis untuk menjebak pelaku dalam algoritmanya, ada banyak cara untuk mencegah dan memerangi virus perjudian online ini, salah satunya dengan melawan menggunakan pendekatan psikologis.
Â
Teori klasik kondisioning yang dikembangkan oleh Ivan Pavlov menjelaskan bagaimana kita bisa belajar merespons stimulus tertentu melalui asosiasi. Pavlov mengajarkan anjingnya untuk mengeluarkan air liur hanya dengan mendengar bel, yang awalnya tidak berarti apa-apa. Dalam hal ini, judi online bisa menjadi "bel" yang menginduksi respons negatif.
Â
Dalam konteks judi online, konten yang menggambarkan perjudian dengan cara yang negatif, seperti iklan yang menunjukkan kerugian besar atau perilaku kecanduan, dapat berfungsi sebagai stimulus netral yang diubah menjadi stimulus yang menimbulkan respons negatif.
Â
Ketika individu terpapar pada gambar atau video yang menunjukkan konsekuensi buruk dari perjudian, mereka mulai mengasosiasikan judi dengan hal-hal negatif, seperti kehilangan uang atau masalah kesehatan mental. Jika paparan ini terjadi secara berulang, individu akan mengembangkan sikap skeptis terhadap perjudian, sehingga setiap kali mereka melihat sesuatu yang berhubungan dengan judi, mereka merasakan ketidaknyamanan atau kekecewaan. Sama seperti kata gemoy yang diasosiasikan kepada tentara yang luchu.
Â
Pemerintah bisa saja memulai secepat mungkin kampanye anti judi online dengan cara menyewa lagi buzzer buzzer (kemarin), pasang iklan di semua media masa di Indonesia, Bahkan semua balihopun bisa disewa untuk kampanye anti judi online jika memang permasalahan ini cukup serius bagi pemerintah, selain memberantas situs situs, bandar dan juga bekingannya.