Mohon tunggu...
Ni Wayan Savitri Satyavati
Ni Wayan Savitri Satyavati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya memiliki hobi memasak dan saya orangnya sangat baik

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Riview Jurnal: Potensi dan Pemanfaatan Energi Terbarukan Biomassa dan Energi Surya untuk Mendukung Keberlanjutan Energi di Indonesia

23 November 2024   19:49 Diperbarui: 23 November 2024   22:51 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Penggunaan Biomassa sebagai Energi Alternatif Pembangkit Listrik di Wilayah Pedesaan

Latar Belakang

Penelitian ini menjelaskan bahwa penggunaan sumber energi terbarukan semakin menjadi perhatian penting di era saat ini, dengan biomassa sebagai salahh satu sumber energi alternatif yang menjanjikan. Biomassa terdiri dari bahan organik yang berasal dari tumbuhan atau hewan, termasuk limbah pertanian, limbah kayu, dan limbah makanan. Penelitian ini menekankan potensi biomassa sebagai solusi pembangkit energi listrik di wilayah pedesaan Indonesia yang masih rendah dan sulit dijangkau oleh PLN karena biaya yang tinggi.

Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk mengekslporasi dan menganalisis potensi Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa (PLTBm) sebagai sumber energi alternatif untuk pembangkit listrik di daerah pedesaan Indonesia.

Metode

Metode penelitian yang digunakan dalam jurnal ini adalah analisis literatur dan studi kasus untuk mengeksplorasi potensi Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa (PLTBm) di daerah pedesaan Indonesia. Penelitian ini juga melibatkan pengumpulan data mengenai ketersediaan biomassa, manfaat ekonomi, serta tantangan yang dihadapi dalam implementasi teknologi biomassa. Selain itu, pendekatan kualitatif juga diterapkan untuk memahami sudut pandang masyarakat lokal dan pemangku kepentingan mengenai biomassa sebagai alternatif sumber energi.

Temuan Utama

Ketersediaan Biomassa

Penelitian ini menemukn bahwa Indonesia memiliki potensi biomassa yang sangat besar, dengan estimasi mencapai 146,7 juta ton per tahun. Limbah pertanian, kayu, dan sisa makanan merupakan sumber utama yang dapat dimanfaatkan untuk pembangkit listrik.

Manfaat Ekonomi

Penggunaan biomassa sebagai sumber energi dapat memberikan manfaat ekonomi yang signifikan bagi masyarakat pedesaan. hal ini termasuk penciptaan lapangan pekerjaan dan pengurangan ketergantungan pada bahan bakar fosil, yang sering kali lebih mahal dan tidak berkelanjutan.

Pengurangan Emisi

PLTBm diakui lebih bersih dibandingkan dengan pembangkit listrik berbahan bakar fosil. Dengan memanfaatkan limbah, PLTBm dapat mengurangi emisis karbon dioksida dan gas rumah kaca lainnya, serta mencegah pembentukan gas metana yang dihasilkan dari limbah yang dibuang ke tempat pembuangan sampah.

Tantangan Implementasi

Meskipun potensi biomassa sangat besar, penelitian ini juga mengidentifikasi beberapa tantangan yang harus diatasi, seperti kebutuhan akan infrastruktur yang memadai untuk pengolahan dan distribusi energi biomassa, serta pentingnya edukasi masyarakat mengenai manfaat dan penggunaan biomassa.

Rekomendasi Kebijakan

Penelitian ini merekomendasikan perlunya dukungan dari pemerintah dan pemangku kepentingan untuk mengembangkan teknologi dan kebijakan yang mendukung penggunaan biomassa sebagai sumber energi terbarukan. Ini termasuk investasi dalam infrastruktur dan program edukasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat.

Secara keseluruhan, temuan utama dalam jurnal ini menekankan bahwa biomassa memiliki potensi besar untuk menjadi solusi energi berkelanjutan di Indonesia, namun memerlukan perhatian dan dukungan yang tepat untuk mengatasi tantangan yang ada.

Kontribusi Penelitian terhadap Energi Terbarukan

Pengembangan Sumber Energi Alternatif

Penelitian ini menyoroti potensi biomassa sebagai sumber energi terbarukan yang dapat menggantikan bahan bakar fosil, terutama di daerah pedesaan Indonesia yang masih memiliki tingkat elektrifikasi rendah.

Manfaat Lingkungan

Dengan memanfaatkan biomassa, penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan energi terbarukan dapat mengurangi emisis gas rumah kaca dan membantu mengatasi masalah limbah, sehingga berkontribusi pada keberlanjutan lingkungan.

Peningkatan Kemandirian Energi

Penelitian ini mengusulkan bahwa pemanfaatan sumber daya lokal, seperti biomassa, dapat mendukung kemandirian energi di daerah pedesaan, mengurangi ketergantungan pada energi dari luar.

Rekomendasi Kebijakan

Penelitian ini memberikan rekomendasi untuk dukungan kebijakan yang diperlukan dari pemerintah dan pemangku kepentingan untuk mengembangkan teknologi dan infrastruktur yang mendukung penggunaan biomassa sebagai sumber energi terbarukan.

Kesimpulan 

Secara keseluruhan, PBLTm memiliki potensi yang signifikan sebagai sumber energi alternatif di daerah pedesaan Indonesia. Biomassa, yang berasal dari limbah pertanian, kayu, dan sisa makanan, tidak hanya dapat memenuhi kebutuhan energi yang terus meningkat, tetapi juga memberikan manfaat ekonomi dan lingkungan yang positif. Penggunaan biomassa dapat mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, mengurangi emisi gas rumah kaca, dan membantu mengatasi masalah limbah. Namun, untuk memanfaatkan potensi ini secara maksimal, diperlukan pengembangan teknologi yang lebih baik, infrastruktur yang memadai, serta dukungan dari pemerintah dan pemangku kepentingan. Edukasi masyarakat juga menjadi kunci untuk meningkatkan pemahaman dan penerimaan terhadap penggunaan biomassa sebagai sumber energi. Dengan langkah-langkah yang tepat, biomassa dapat menjadi solusi yang berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan energi di Indonesia, terutama di derah pedesaan yang masih memiliki tingkat elektrifikasi yang rendah.

Kelemahan dan Saran

Penelitian ini memiliki keterbatasan dalam data, terutama terkait dengann variasi sumber biomassa di berbagai daerah pedesaan. Selain itu, jurnal ini tidak membahas secara mendalam tentang teknologi spesifik yang diperlukan untuk pengolahan biomassa, yang bisa menjadi faktor penting dalam implementasi. Untuk penelitian selanjutnya, disarankan untuk melakukan penelitian lebih lanjut dengan pengumpulan data yang lebih luas dan beragam dari berbagai daerah untuk mendapatkan gambaran yang lebih komprehensif tentang potensi biomassa dan perlu melakukan eksplorasi terkait pengolahan biomassa yang lebih efisien dan ramah lingkungan.

Overview Pemanfaatan dan Perkembangan Sumber Daya Energi Surya Sebagai Energi Terbarukan di Indonesia


Latar Belakang

Tingginya potensi sumber daya energi surya di Indonesia, mendorong pemerintah untuk meningkatkan pemanfaatan energi surya sebagai pembangkit listrik. Hal ini dilakukan untuk mengurangi ketergantungan pada energi primer yang berasal dari fosil, yang berdampak pada peningkatan emisi gas karbondioksida dan perubahan iklim.

Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk melihat kebijakan pemerintah dalam mengatur sumber daya energi nasional, serta memberikan gambaran tentang pemanfaatan dan perkembangan sumber energi surya di Indonesia.

Metode

Metode penelitian yang digunakan adalah analisis terhadap kebijakan pemerintah serta pemanfaatan dan perkembangan sumber energi surya di Indonesia. Penelitian ini juga menyajikan data yang diperoleh dari berbagai jurnal lokal dan internasional terkait topik tersebut.

Temuan Utama

Temuan utama penelitian tersebut adalah bahwa Indonesia memiliki potensi sumber daya energi surya yang sangat besar, yang dapat dimnfaatkan untuk mengurangi ketergantungan pada energi fosil dan mengurangi emisis gas rumah kaca. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa kebijakan pemerintah dalam mengatur pemanfaatan energi terbarukan, khususnya energi surya, telah mengalami perkembangan yang signifikan, meskipun masih ada tantangan dalam imlementasinya.

Kontribusi Penelitian Terhadap Energi Terbarukan

Kontribusi penelitian ini terhadap bidang energi terbarukan adalah memberikan informasi yang komprehensif mengenai kebijakan dan perkembangan pemanfaatan energi surya di Indonesia, serta menyajikan data yang relevan dari berbagai sumber. Hal ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi pengambil kebijakan, peneliti, dan praktisi dalam upaya meningkatkan penggunaan energi terbarukan di Indonesia.

Kesimpulan

Indonesia memiliki potensi besar untuk pengembangan energi surya sebagai sumber energi terbarukan, dengan estimasi kapasitas lebih dari 200 GW. Meskipun saat ini pemanfaatan energi surya masih sangat rendah, kurang dari 100 MW, terdapat peluang pasar yang signifikan untuk pengembangan energi surya masa depan terutama dengan target pemerintah untuk mencapai 6.5 GW kapasitas terpasang pada tahun 2025. Namun, tantangan seperti kebutuhan  lahan yang besar dan faktor ekonomi menjadi hambatan dalam implementasi skala besar. Oleh karena itu, diperlukan upaya lebih lanjut untuk meningkatkan adopsi energi surya, termasuk kebijakan yang mendukung dan pengembangan aplikasi skala kecil, terutama di daerah terpencil.

Kelemahan dan Saran

Analisis tantangan teknis dan ekonomi dalam pengembangan energi surya di Indoneisa pada jurnal ini kurang mendalam.  Selain itu, data yang disajikan tidak mencakup semua daerah di Indonesia, sehingga dapat mengurangi representativitas hasil penelitian. Untuk penelitian selanjutnya, diharapkan dapat menambahkan studi kasus dari berbagai daerah, serta melakukan analisis lebih lanjut mengenai kebijakan yang dapat mendukung pengembangan energi surya secara lebih efektif.

Production of Biofuel (Bio-Ethanol) From Fruitwaste: Banana Peels

Latar belakang

Penelitian ini dilakukan karena adanya kebutuhan untuk mengembangkan biofuel, khususnya bioetanol sebagai sumber energi alternatif yang dapat menggantikan petroleum dan gas alam yang semakin menipis. Selain itu, penelitian ini juga menyoroti potensi limbah buah, seperti kulit pisang sebagai bahan baku dalam produksi bioetanol, mengingat limbah makanan merupakan komponen terbesar dalam sampah padat perkotaan.

Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk memproduksi bioetanol dari limbah buah, khususnya kulit pisang melalui proses hidrolisis dan fermentasi, serta untuk memanfaatkan limbah makanan yang melimpah sebagai bahan baku yang berkelanjutan untuk menghasilkan biofuel yang lebih bersih dan ramah lingkungan dan mengurangi dampak limbah padat perkotaan.

Metode 

Penelitian tersebut melibatkan beberapa langkah, yaitu:

1. Pengumpulan Bahan Baku

Limbah buah, khususnya kulit pisang dikumpulkan dari supermarket lokal.

2. Pre-treatment Mekanik

Kulit pisang dipotong dan digiling untuk mengurangi ukuran partikel, yang bertujuan untuk meningkatkan aksesibilitas permukaan untuk reaksi kimia dan enzimatik.

3. Hidrolisis

Proses ini dilakukan dengan menggunakan asam sulfat encer 5% untuk memecah komponen lignoselulosa menjadi gula sederhana.

4. Fermentasi

Gula yang dihasilkan dari hidrolisis kemudian difermentasi untuk menghasilkan bioetanol.

Metode tersebut dirancang untuk memaksimalkan produksi hioetanol dari limbah buah dengan memanfaatkam proses yang efisien dan berkelanjutan.

Temuan Utama

Optimal pH untuk Hidrolisis

Proses hidrolisis yang dilakukan pada pH 6 menghasilkan konsentrasi bioetanol tertinggi, yaitu 157.0747 mg/ml, sementara pH yang lebih tinggi (pH 12) menghasilkan konsentrasi terendah, yaitu 63.77067 mg/ml. Ini menunjukkan bahwa kondisi asam lebih menguntungkan untuk meningkatkan hasil etanol.

Potensi Limbah Buah

Kulit pisang sebagai limbah buah memiliki potensi yang besar sebagai bahan baku berkelanjutan untuk produksi biofuel, yang dapat membantu dalam mengatasi masalah keamanan energi dan pengelolaan limbah.

Metode Analisis

Konsentrasi bioetanol yang dihasilkan dianalisis menggunakan Gas Chromatography (GC-MS), yang menunjukkan keakuratan dalam pengukuran hasil produksi etanol.

Secara keseluruhan, penelitian ini menegaskan bahwa penggunaan limbah buah, khususnya kulit pisang, dapat menjadi solusi yang efektif dan ramah lingkungan dalam produksi bioetanol.

Kontribusi Penelitian Terhadap Energi Terbarukan

Pengembangan Sumber Energi Alternatif

Penelitian ini menunjukkan bahwa bioetanol dapat diproduksi dari limbah buah, khususnya kulit pisang, yang merupakan sumber biomassa yang melimpah dan berkelanjutan. Ini membantu mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil yang semakin menipis.

Pengurangan Limbah

Dengan memanfaatkan limbah makanan sebagai bahan baku, penelitian ini berkontribusi pada pengelolaan limbah yang lebih baik, mengurangi volume sampah padat perkotaan, dan memberikan nilai tambah pada limbah yang biasanya dibuang.

Proses Produksi Ramah Lingkungan

Proses produksi bioetanol yang lebih bersih dan rendah karbon dibandingkan dengan bahan bakar fosil dapat membantu mengurangi emisi gas rumah kaca dan dampak perubahan iklim.

Inovasi dalam Teknologi Energi Terbarukan

Penelitian ini juga memberikan wawasan baru tentang penggunaan limbah pertanian dalam produksi biofuel, yang dapat mendorong penelitian lebih lanjut dan pengembangan teknologi dalam sektor energi terbarukan.

Kesimpulan

Produksi bioethanol dari kulit pisang melalui hidrolisis asam dan fermentasi menunjukkan potensi yang signifikan sebagai sumber energi terbarukan.

Kelemahan dan Saran

Kelemahan penelitian ini yaitu, skala produksi penelitian ini masih terbatas yaitu pada skala laboratorium, kualitas dan kompsisi kulit pisang juga dapat bervariasi tergantung pada sumber dan kondisi pertumbuhan yang dapat mempengaruhi hasil produksi bioethanol, penggunaan asam sulfat dalam proses hidrolisis dapat menimbulkan masalah lingkungan dan Kesehatan. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan melakukan penelitian lebih lanjut mengenai penggunaan berbagai jenis limbah buah sebagai bahan baku dan melakukan uji coba pada skala yang lebih besar untuk mengevaluasi efisiensi dan kelayakan ekonomi dari proses produksi bioethanol.

Pengaruh Variasi Massa Ragi dan Lama Fermentasi Pada Pembuatan Bioetanol Dengan Bahan Ampas Tebu

Latar Belakang

Penelitian ini berfokus pada produksi bioetanol dari limbah tebu, khususnya dari bagasse tebu. Penelitian ini dilakukan untuk mengesplorasi pengaruh variasi massa ragi dan lama waktu fermentasi terhadap produksi bioetanol dari ampas tebu. Penelitian ini penting karena bioetanol merupakan sumber energi terbarukan yang dapat mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil. Selain itu, pemanfaatan limbah tebu, seperti molasses dan bagasse dapat membantu mengurangi limbah pertanian dan meningkatkana efisiensi penggunaan sumber daya.

Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk mengeskplorasi pengaruh variasi massa ragi dan lama waktu fermentasi terhadap produksi bioetanol dari ampas tebu, sehiingga dapat memberikan wawasan lebih lanjut mengenai optimalisasi proses fermentasi dalam produksi bioetanol.

Metode penelitian

Penelitian ini menggunakan metode eksperimental nyata (true experimental) dengan menggunakan cermin kupasan varian. Metode penelitian dalam jurnal tersebut adalah metode eksperimental nyata (true experimental) dengan menggunakan cermin kupasan varian. Penelitian ini melibatkan langkah-langkah seperti menimbang ampas tebu, mengeringkan ampas tebu, menyiapkan campuran air, menghancurkan ampas tebu, memanaskan campuran, mencampurkan ragi, dan mendiamkan campuran sesuai lama waktu fermentasi. Setelah proses fermentasi, cairan akan diproses destilasi untuk mengukur kadar alkohol yang dihasilkan.

Temuan utama

Penelitian ini menemukan bahwa jumlah massa ragi dan lama waktu fermentasi memiliki pengaruh signifikan terhadap kadar alkohol yang dihasilkan dari ampas tebu. Penelitian menunjukkan bahwa:

  • Semakin banyak massa ragi yang digunakan (1 gram, 3 garam, dan 6 gram) semakin tinggi kadar alkohol yang dihasilkan, dengan kadar tertinggi mencapai 6% setelah 10 hari fermentasi.
  • Waktu fermentasi yang lebih lama juga berkontribusi pada peningkatan kadar alkohol, dengan kadar terendah sebesar 1,5% pada fermentasi selama 2 hari.
  • Penelitian ini menyarankan untuk mengeksplorasi pemanfaatan limbah tebu lainnya, seperti molasses, untuk penelitian lebih lanjut.

Keseluruhan penelitian ini menunjukkan bahwa baik jumlah ragi maupun durasi fermentasi secara signifikan memengaruhi produksi bioetanol.

Kontribusi Penelitian Terhadap Energi Terbarukan

Pengembangan bioetanol sebagai sumber energi terbarukan dari limbah tebu, khususnya ampas tebu. Dengan memanfaatkan limbah pertanian, penelitian ini tidak hanya membantu mengurangi limbah, tetapi juga meningkatkann efisiensi penggunaan sumber daya. Bioetanol yang dihasilkan dapat mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, sehingga berkontribusi pada keberlanjutan energi dan pengurangan emisi karbon.

Kesimpulan

Jumlah massa ragi dan lama waktu fermentasi memiliki pengaruh signifikan terhadap kadar alkohol yang dihasilkan dari ampas tebu. Penelitian menunjukkan bahwa:

  • Peningkatan massa ragi dari 1 gram menjadi 6 gram berkontribusi pada peningkatan kadar alkohol, dengan kadar tertinggi mencapai 6% setelah 10 hari fermentasi.
  • Waktu fermentasi yang lebih lama juga berpengaruh positif terhadap kadar alkohol, dengan kadar terendah sebesar 1,5% pada fermentasi selama 2 hari.
  • Penelitian ini merekomendasikan eksplorasi lebih lanjut mengenai pemanfaatan limbah tebu lainnya, seperti molasses, untuk meningkatkan produksi bioetanol.
  • Secara keseluruhan, hasil penelitian ini menegaskan pentingnya optimasi proses fermentasi dalam produksi bioetanol sebagai sumber energi terbarukan.

Kelemahan dan Saran

Kelemahan dari artikel tersebut adalah terbatasnya variasi waktu fermentasi dan massa ragi yang diuji, sehingga mungkin tidak mencakup seluruh potensi optimasi dalam proses produksi bioetanol. Selain itu, penelitian ini hanya fokus pada ampas tebu, tanpa mempertimbangkan faktor lain yang dapat mempengaruhi hasil, seperti jenis ragi yang digunakan atau kondisi lingkungan selama fermentasi. Saran untuk penelitian selanjutnya adalah untuk mengeksplorasi variasi lebih banyak dalam jenis ragi dan kondisi fermentasi, serta mempertimbangkan pemanfaatan limbah tebu lainnya, seperti molasses, untuk meningkatkan produksi bioetanol. Penelitian lebih lanjut juga dapat dilakukan untuk menganalisis dampak lingkungan dari proses produksi bioetanol ini. 

Pemanfaatan Bioetanol Limbah Kelapa Muda dan Pengaruhnya Terhadap Emisi Motor Empat Langkah

Latar Belakang

Penelitian ini dilatar belakangi oleh masalah polusi udara yang diakibatkan oleh penggunaan bahan bakar fosil. Penelitian ini berfokus pada pemanfaatan bioetanol dari kulit kelapa muda sebagai alternatif bahan bakar terbarukan yang dapat mengurangi emisis gas berbahaya dari sepeda motor empat langkah injeksi. Dengan menggunakan bioetanol, diharapkan dapat mengurangi emisis gas buang yang dihasilkan, sehingga lebih ramah lingkungan.

Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemanfaatan bioetanol dari kulit kelapa muda terhadap emisi gas buang yang dihasilkan oleh sepeda motor empat langkah injeksi.

Metode penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan eksperimen. Data yang diperoleh merupakan data primer yang diambil langsung dari alat gas analyzer, dengan variasi putaran mesin pada 1500 rpm, 3000 rpm, 4500 rpm, dan 6000 rpm. Pengujian dilakukan dengan menggunakan campuran bahan bakar pertamax dan bioetanol kulit kelapa muda dalam variasi BE5, BE10, BE15, dan BE20. Data yang dianalisis menggunakan uji t untuk menentukan signifikansi pengaruh campuran tersebut terhadap emisi gas buang.

Temuan Utama

Penambahan bioetanol dari kulit kelapa muda ke dalam bahan bakar Pertamax dapat mengurangi kadar emisi gas buang CO (karbon monoksida) dan HC (hidrokarbon) pada sepeda motor Yamaha Xeon RC. Meskipun penurunan emisi yang terjadi tidak signifikan secara statistik, campuran B20 menunjukkan penurunan emisi terbesar, dengan kadar CO sebesar 0,18% dan HC sebesar 18 ppm, yang masih berada di bawah ambang batas emisi yang ditetapkan oleh kementerian lingkungan hidup. Penelitian ini juga menyarankan untuk melakukan pengujian lebih lanjut dengan variasi putaran mesin dan pengukuran gas buang lainnya untuk mendapatkan hasil yang lebih komprehensif.

Kontribusi Penelitian Terhadap Energi Terbarukan

Kontribusi penelitian terhadap energi terbarukan adalah pengembangan dan pemanfaatan bioetanol dari kulit kelapa muda sebagai alternatif bahan bakar yang dapat mengurangi emisi gas buang dari sepeda motor. Penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan campuran bioetanol dapat menurunkan kadar emisi gas berbahaya, seperti CO dan HC, sehingga berpotensi untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan mendukung upaya pengurangan polusi udara. Selain itu, penelitian ini juga membuka peluang untuk eksplorasi lebih lanjut dalam penggunaan limbah pertanian sebagai sumber.

Kesimpulan

Penambahan bioetanol dari kulit kelapa muda ke dalam bahan bakar Pertamax dapat memberikan pengaruh positif dalam mengurangi emisi gas buang CO dan HC pada sepeda motor Yamaha Xeon RC.

Kelemahan dan Saran

Kelemahan dari penelitian ini adalah bahwa pengujian hanya dilakukan pada beberapa variasi putaran mesin, sehingga data yang dihasilkan mungkin tidak mencakup seluruh kondisi kerja mesin secara komprehensif. Selain itu, penurunan emisi gas buang yang dihasilkan tidak signifikan secara statistik, yang menunjukkan bahwa lebih banyak penelitian diperlukan untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat dan dapat diandalkan. Saran untuk penelitian selanjutnya adalah untuk melakukan pengujian dengan variasi putaran mesin yang lebih banyak dan mengukur kadar gas buang lainnya, seperti CO2 dan O2. Hal ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam mengenai pengaruh campuran bioetanol terhadap emisi gas buang dan potensi bioetanol sebagai bahan bakar terbarukan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun