Sikapnya dingin, aku berusaha sesuaikan seperti di kantor.
"Penting tidak penting bu, kalau ibu tidak berkenan, lupakan saja." aku menunggu reaksinya.
"Urusan kantor ditanyakan dikantor."
"Bukan bu."
"Lalu tentang apa?" tanya dia sambil jalan menuju tempat parkiran mobil. Â
"Pribadi ... bu." sudah kepalang tanggung, aku jawab nekat.
"Apa? ... " aduh, rasanya ingin lari dengar kata itu.
"Ya bu, bukan urusan kantor, ini murni pribadi." aku beranikan diri, karena yakin, masalah ini tidak mungkin membuat aku dipecat / PHK.
Bu Jenar berhenti sebentar.
"Ngapain kamu mengikuti aku sampai sini?" ooh, ... aku terkejut, aku baru sadar, kalau aku mengikuti dia sampai tempat parkir.
Belum sampai aku jawab...
"Oke ... kamu yang bawa, kita makan pagi dulu, baru atar aku pulang." kunci mobil mewah ditangan, siap duduk manis dibelakang stang stir.