Mohon tunggu...
Neno Anderias Salukh
Neno Anderias Salukh Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pegiat Budaya | Pekerja Sosial | Pengawas Pemilu

Orang biasa yang menulis hal-hal biasa

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Inilah Kosakata Bahasa Kupang yang Diserap dari Walanda

6 Januari 2022   13:21 Diperbarui: 6 Januari 2022   13:23 4556
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa kosakata Bahasa Kupang yang diserap dari bahasa Belanda (Walanda) penting untuk diingat dan dipahami karena beberapa kosakata terancam punah karena tidak digunakan lagi dalam komunikasi sehari-hari.

Pada artikel saya sebelumnya yang berjudul Sepintas Tentang Bahasa Kupang, ternyata memiliki respon baik dari banyak kalangan di media sosial maupun di Kompasiana sendiri. Hanya saja, saya membahas sepintas tentang pengaruh Portugis, Belanda dan para pedagang Melayu dalam pembentukan bahasa Melayu Kupang.

Dalam artikel tersebut saya menulis beberapa kata saja sebagai contoh kata yang diserap dari bahasa Belanda (Walanda). Karena itu, rasanya tidak puas jika semua kata-kata yang diserap tidak dituliskan untuk menambah wawasan pembaca. Lagipula, ini bisa bermanfaat bagi orang dari luar NTT yang hendak berkunjung ke NTT, secara khusus di Kota Kupang.

Berikut kosakata yang diserap dari Walanda beserta contoh kalimatnya:

Satu, om.

Om berasal dari kata oom yang berarti paman. Di NTT, selain digunakan sebagai sebutan untuk pria yang sudah menikah atau berumur, om juga digunakan sebagai sebutan untuk saudara laki-laki dari mama dan ipar laki-laki dari ayah (suaminya saudara perempuan dari ayah).

Contoh: b pung om (Paman saya/om saya).

Dua, tanta.

Tanta berasal dari kata tante yang berarti bibi. Sama halnya dengan om, selain digunakan sebagai sebutan untuk wanita yang sudah menikah atau berumur, tanta juga digunakan sebagai sebutan untuk saudara perempuan dari ayah dan ipar perempuan dari ibu (istrinya saudara laki-laki dari ibu).

Contoh: katong pung tanta (tanta kami/bibi kami).

Tiga, balek.

Balek berasal dari kata blikje yang berarti kaleng timah. Di NTT, balek digunakan untuk menyebut semua jenis kaleng. Selain itu, balek digunakan untuk menyebut seng (untuk atap rumah) dan serpihan-serpihan kaleng.

Contoh: Beli kasih beta ikan balek (Tolong belikan saya ikan sarden (kaleng).

Empat, nyong.

Nyong berasal dari kata jonge man yang digunakan sebagai panggilan kepada laki-laki muda yang belum dikenal.

Contoh: nyong, lu dari mana? (Nyong, kau asal dari mana?.

Lima, bu.

Bu berasal dari kata oudere broer yang digunakan sebagai panggilan kepada kakak laki-laki atau seorang laki-laki yang dianggap kakak.

Contoh: karmana bu? (bagaimana kakak?).

Enam, susi.

Susi berasal dari kata oudere zus yang digunakan sebagai panggilan kepada kakak perempuan atau seorang perempuan yang dianggap kakak.

Contoh: susi mau pi mana? (susi hendak kemana?).

Tujuh, huk.

Huk berasal dari kata hoek yang berarti sudut atau penjuru.

Contoh : dia pung ruma sampe di huk sana (Rumahnya di ujung sana).

Delapan, stel.

Stel berasal dari kata stijl yang berarti gaya. Gaya yang dimaksud bukan gaya pada Fisika tetapi gemar tampil menarik atau bergaya. 

Contoh:  lu talalu bastel (anda bergaya sekali).

Sembilan, sak.

Sak berasal dari kata zek yang berarti kantong. Di NTT sak digunakan untuk menyebut kantong semen.

Contoh: beli semen satu sak do (Tolong belikan satu karung semen).

Sepuluh, balau.

Balau berasal dari kata blauw yang berarti biru. Balau digunakan juga dalam bahasa Dawan untuk menyebut sesuatu yang berwarna biru terutama benang dan pakaian. Akan tetapi, ada yang mengatakan bahwa balau berasal dari kata blauwe plekken yang berarti memar. Klaim ini merujuk pada kebiasaan penyebutan memar di tubuh akibat benturan yang berwarna kebiruan.

Contoh: beli benang balau (beli benang berwarna biru) dan dia pung badan biru balau semua (tubuhnya penuh dengan memar).

Sebelas, varkot/bersin.

Varkot/bersin berasal dari kata verkouden zijn yang berarti pilek atau flu. 

Contoh: b ada varkot/bersin (saya sedang pilek).

Dua belas, varmak.

Varmak berasal dari kata vermaken yang berarti menghibur. Di NTT digunakan untuk menggambarkan sesuatu yang dikerjakan dengan baik dan rapi yang tentunya menyenangkan.

Contoh: beta yang varmak dia pung kapala (saya yang tata (gunting) rambutnya).

*Beberapa kata sudah dicantumkan pada artikel sebelumnya. Sementara masih banyak kata dalam tahap pencocokan referensi.

Referensi:
1. Baomong Kupang
2. Google Translate

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun