Ketiga, Obat-obatan atau alkohol. Ada laki-laki yang memukul atau membentak perempuan tanpa alasan. Akan tetapi, jika perempuan bertanya maka jawabannya adalah ia mengkonsumsi alkohol atau obat-obatan dengan jumlah yang berlebihan sehingga ia tidak menyadari perbuatannya.
Keempat, Faktor genetik. Ada laki-laki yang menggunakan alasan genetik untuk melakukan kekerasan bahwa garis keturunannya adalah keluarga dengan perilaku keras sehingga ia tidak dapat merubah karakter kerasnya.
Kelima, Kehilangan kendali atas kemarahan. Ada laki-laki yang menggunakan alasan tidak dapat mengendalikan emosinya (amarah) setelah memukul atau membentak perempuan.
Keenan, Budaya. Budaya Patriarki yang menempatkan laki-laki sebagai pihak utama dalam sistem sosial membuat banyak orang menyalahkan budaya patriarki sebagai penyebab utama laki-laki berlaku keras pada perempuan.
Padahal, banyak orang mengalami faktor-faktor yang saya sebutkan di atas tetapi tidak menyalahgunakan hubungan mereka.
Menurut ilmu psikologi, kekerasan yang dilakukan oleh laki-laki terhadap perempuan akan meningkat seiring berjalannya waktu.
Disisi lain, perempuan yang dilecehkan oleh pasangannya, akan merasa bingung, takut, marah dan terjebak karena respons normal terhadap pelecehan tersebut. Bahkan, perempuan akan dihantui rasa bersalah yang tak berkesudahan.
Di titik inilah, perempuan akan melakukan segala sesuatu yang diperintahkan oleh laki-laki. Bukan karena dorongan cinta tetapi ketakutan yang sedang dihadapi oleh perempuan.
Jika perempuan tidak melakukannya maka ia ditampar, dikata-katain kasar di depan umum dan berbagai macam kekerasan lainnya.
Perempuan Harus Tahu
Beberapa indikasi abusive relationship yang perlu diketahui oleh perempuan adalah saat pasangan meminta untuk secara konstan dikabari apa saja yang sedang dilakukan melalui telepon, sms atau WhatsApp.