Mohon tunggu...
Neno Anderias Salukh
Neno Anderias Salukh Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pegiat Budaya | Pekerja Sosial | Pengawas Pemilu

Orang biasa yang menulis hal-hal biasa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

"Abusive Relationship" Patut Diwaspadai oleh Perempuan

17 Februari 2020   17:18 Diperbarui: 21 April 2022   23:24 1168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi kekerasan yang diterima oleh perempuan. (sumber: KOMPAS/TOTO SIHONO)

Abusive Relationship identik dengan kekerasan yang bersifat emosional, finansial, seksual atau secara fisik. Kekerasan ini mencakup ancaman, batasan ruang gerak, manipulasi dan intimidasi. Misalnya, intimidasi yang menggangu psikologi perempuan, laki-laki memanipulasi perempuan untuk mendapatkan uang dan perempuan tidak diizinkan untuk bepergian tanpa sepengetahuan laki-laki.

Saya mencatat tiga faktor yang menjadi penyebab utama Abusive Relationship dari Website Pusat Pendidikan Kesadaran dan Aksi.

Pertama, laki-laki merasa memiliki hak sepenuhnya untuk mengatur perempuan meskipun masih dalam taraf pacaran sehingga membuatnya buta dalam menjalin sebuah hubungan pacaran.

Kedua, Keyakinan bahwa mereka harus memiliki kekuasaan dan kendali atas pasangannya karena laki-laki merasa diri lebih kuat dari perempuan.

Ketiga, Pengalaman yang dipelajari. Jika laki-laki mendapatkan sesuatu dari perempuan karena tindakan kasar maka laki-laki akan terus berpegang pada prinsip bahwa kasar adalah pilihan tepat untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan.

Ada beberapa faktor yang selama ini diduga sebagai penyebab utama abusive relationship ternyata telah dibuktikan melalui penelitian bahwa hanya digunakan oleh laki-laki sebagai alasan untuk membenarkan perilaku mereka.

Pertama, Provokasi. Ada laki-laki yang percaya pada kabar angin atau provokasi orang ketiga mengenai hubungan mereka untuk melakukan kekerasan tanpa klarifikasi kebenaran berita terlebih dahulu.

Kemudian, laki-laki yang setelah memukul pasangannya akan memohon maaf karena terlalu marah dengan kabar burung yang ia peroleh tanpa klarifikasi terlebih dahulu.

Jika perempuan memaafkannya maka sewaktu-waktu ia akan melakukan kekerasan lagi dengan alibi kabar burung yang ia peroleh. Ia akan membenarkan perilaku memukulnya sebagai tindakan refleks yang sejatinya ia tidak kehendaki padahal tidak.

Kedua, Perilaku korban. Laki-laki bisa memukul atau membentak perempuan dengan alasan tidak menyukai karakter perempuan.

Padahal, perubahan karakter tidak dapat dilakukan dengan memukul. Lagipula, pembahasan mengenai kecocokan karakter bisa didiskusikan bersama sehingga walaupun tidak ada titik temu, memutuskan hubungan lebih terhormat daripada memukul perempuan atau membentaknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun