Mohon tunggu...
Nenk Mawar
Nenk Mawar Mohon Tunggu... Asisten Rumah Tangga - Saya hanyalah penulis receh yang tengah berperang dengan pena dan menggoreskan kata-kata

Hidup hanya sekali, buatlah hidupmu berwarna. Jangan engkau menyia-nyiakannya tetap semangat apapun keadaannya keep fighthing

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Dara

11 Juni 2020   19:31 Diperbarui: 11 Juni 2020   19:47 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Iya ...."

Aku pun menyimpan semua hijab-hijab itu, hingga saat ini dengan ijin Allah aku dipertemukan kembali dengannya. Di rumah panti ini, aku melihatnya. Hampir saja aku tak mengenalnya, karena wajahnya sudah banyak benjolan-benjolan besar. Tapi aku mengingat hijab yang ia kenakan, bermotif bunga warna kuning merah muda itu adalah pemberian dari ibu, ketika dia memutuskan untuk berhijab.

Tiba-tiba alarm berbunyi sangat nyaring, itu pertanda ada gawat darurat. Liza dan Daesi pun berlari menghapiri seorang suster yang mengrumuni bilik Dara.

"Ada apa dengannya?"

"Ijinkan aku masuk," sela Lisa memaksa masuk dalam bilik Dara.

"Bagaimana dia, Dok?"

Dokter hanya menggelengkan kepalanya, bukankah tadi Dara baik-baik saja? Mengapa tiba-tiba ia meninggal begitu saja. Wanita tua itu meskipun kulitnya keriput namun Dara masih secantik dulu, kecantikkannya tak pernah luntur. Daesi mengambil sebuah kertas yang ada di tangan Dara, ia tertulis. "Ibu, aku rindu."

Tangisan Daesi memecahkan keheningan sore itu, padahal siang tadi ia baru saya bercanda dengan wanita tua itu. Mengapa tiba-tiba Allah begitu cepat memanggil, Daesi mempunyai niat untuk mengasuh Dara. Namun sayangnya, Allah lebih menyayanginya.

Innalillahi wa innaillaihi roji'un

tayang di ceritamuslimah23.blogspot.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun