Tiba-tiba alarm ponsel Liza berbunyi, dan ia pun mengakhir ceritanya meminta Daesi segera kembali bekerja.
"Yahhh ... apakah kau akan melanjutkannya, Za?"
"Insya Allah, sekarang kita kerja dulu."
Daesi sangat suka mendengar cerita tentang Dara, ia benar-benar ingin tahu tentang kehidupan si cantik Dara. Sebelum ia melanjutkan kerja, Daesi menghapiri bilik Dara. Dia tengah tidur, meskipun wajahnya tak seperti dulu, tapi kecantikkannya tak pernah pudar. Daesi mengelus tangan Dara.
      ****
"Selamat pagi, cantik," goda Daesi pada Dara yang tengah menenun.
"Kau begitu manis memakai hijab ini, Dara."
Dia hanya tersenyum simpul, Daesi meraih tangan Dara. Melihat tingkah laku Daesi, Dara terheran-heran pada wanita muda di hadapannya.
"Aku tinggal dulu, ya. Nanti siang aku akan kembali membawa obatmu,"
Dara hanya mengangguk dan tersenyum melihat Daesi melangkah keluar dari biliknya. Wanita muda itu begitu perhatian padanya, ditambah lagi ia telah mendengar kisahnya jadi bertambah rasa sayang Daesi pada Dara.
"Kuharap, kau tidak lupa untuk melanjutkan cerita tentang Dara." Daesi menghampiri Liza yang tengah mengambil air.