Emih terdiam. Ah, mungkin Emih kasian melihatku!
Kesempatan itu kugunakan untuk merayunya lagi.
"Boleh, ya, Mih?"
Sesaat Emih menatapku, akhirnya,
"Ya, boleh!" ujarnya pelan.
"Asyiiik!"
Aku langsung melahap buah jambu yang ranum itu. Hap, hap, enak sekali!
Melihatku makan, A Bari merasa mendapat angin.
Sekali lagi dia merayu Emih.
"Mih, aa juga, ya! Mau batal puasa kayak Ana!"
"Liat, Mih...aaaa!" A Bari membuka mulutnya.