Mohon tunggu...
Neni Hendriati
Neni Hendriati Mohon Tunggu... Guru - Guru SDN 4 Sukamanah

Bergabung di KPPJB, Jurdik.id. dan Kompasiana.com. Hasil karya yang telah diterbitkan antara lain 1. Antologi puisi “Merenda Harap”, bersama kedua saudaranya, Bu Teti Taryani dan Bu Pipit Ati Haryati. 2. Buku Antologi KPPJB “Jasmine(2021) 3. Buku Antologi KPPJB We Are Smart Children(2021) 4. Alam dan Manusia dalam Kata, Antologi Senryu dan Haiku (2022) 5. Berkarya Tanpa Batas Antologi Artikel Akhir Tahun (2022) 6. Buku Tunggal “Cici Dede Anak Gaul” (2022). 7. Aku dan Chairil (2023) 8. Membingkai Perspektif Pendidikan (Antologi Esai dan Feature KPPJB (2023) 9. Sehimpun Puisi Karya Siswa dan Guru SDN 4 Sukamanah Tasikmalaya 10. Love Story, Sehimpun Puisi Akrostik (2023) 11. Sepenggal Kenangan Masa Kescil Antologi Puisi (2023) 12. Seloka Adagium Petuah Bestari KPPJB ( Februari 2024), 13. Pemilu Bersih Pemersatu Bangsa Indonesia KPPJB ( Maret 2024) 14. Trilogi Puisi Berkait Sebelum, Saat, Sesudah, Ritus Katarsis Situ Seni ( Juni 2024), 15. Rona Pada Hari Raya KPPJB (Juli 2024} 16. Sisindiran KPPJB (2024). Harapannya, semoga dapat menebar manfaat di perjalanan hidup yang singkat.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mih, Boleh Batal, Gak?

14 Maret 2023   08:30 Diperbarui: 14 Maret 2023   08:50 378
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Senangnya kalau libur  panjang bulan Ramadhan!

Kami berempat suka berlibur di rumah Nenek di Bandung, di Pangandaran, atau terkadang di rumah Uyut di Ciamis.

Jika ke Bandung, kami biasa dititipkan ke mobil elf yang lewat, dan Ibu tinggal berpesan turunkan di Kiaracondong, depan pabrik benang. Maka, sopir akan menurunkan kami di sana.

Dari Kiaracondong, kami berjalan kaki ke rumah nenek. Datang tanpa berkabar dulu, tahu-tahu kami sudah ada di depan rumah.

Tentu saja nenek yang terkejut akan menyambut kami dengan bahagia, karena Ibuku adalah anak tunggal.

Saat di sana, kami suka sekali menunggu kakek pulang.

Kakekku pensiunan tentara, dan pekerjaan sampingannya adalah sebagai juru parkir, yang tak begitu jauh dari rumah.

Tetangga sekitar suka memanggil nenek, yang kami panggil Emih, dengan sebutan Ibu Sersan.

Nah, biasanya Kakek pulang menjelang magrib.

Begitu datang, kakek akan menumpahkan isi sakunya yang penuh dengan uang recehan, lima rupiah hingga dua puluh lima rupiah.

Kami berebutan menghitung uangnya, dan setiap hari kami diberi bonus masing-masing 25 rupiah. Kalau mau memijit Kakek, dapet lagi bonus 10 hingga 25 rupiah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun