Wah, senangnya! Uang itu kami kumpulkan untuk bekal lebaran.
Di depan rumah Emih yang cukup luas, ada pohon jambu yang lebat. Pernah suatu hari, siang-siang selepas duhur, aku dan A Bari naik ke atas pohon.
Kami duduk bertengger di sana, sambil menggoyang-goyangkan dahan. Rasanya sejuk, ditiup angin sepoi-sepoi.
Sambil duduk di dahan, biasanya aku menyanyi bermacam-macam lagu. Serasa jadi artis yang lagi naik panggung. Hehehe
Saat di atas pohon jambu itulah, godaan datang. Mula-mula A Bari dan aku memetik jambu mateng dengan maksud untuk berbuka puasa.
Tetapi, lama-lama tergoda untuk memakannya.
Dari atas pohon, A Bari merayu Emih.
"Mih, boleh batal, gak?"
Emih menggelengkan kepala.
"Jangan. Sebentar lagi magrib!"
"Aku boleh, ya, Mih?" aku turut merajuk.