Dengan malu-malu mereka mengelap muka masing-masing.
"Nah, begitu! Lebih cakep kalau kalian tertawa! Daripada manyun gak karuan!" ujarku dengan suara melembut.
"Mau berdamai?" tanyaku sekali lagi.
Mereka mengangguk.
"Bagus!" ujarku.
Kuambil selotip di meja, kusorongkan kepada mereka.
"Ayo diselotip uangnya, biar bisa jajan sekarang!"
Mereka saling berpandangan, kemudian menyobek selotip dan merekat uang itu bersama-sama.
"Sekarang uangnya sudah bagus, kalian boleh jajan!" ujarku.
Mereka segera berdiri.
"Eit, harus salaman dulu dan berjanji tidak akan berkelahi lagi!" kataku menahan langkah mereka.