Ilham dan dan Ardi, adiknya, menurut.
Mereka duduk berjauhan dengan napas menderu.
"Ada apa sampai kalian berkelahi, Nak?" tanyaku.
Kutatap mereka bergantian.
Mereka tak menjawab, hanya saling melirik tajam.
"Loh, kok pada diem? Kenapa, sih, adik kakak berkelahi di sekolah?" tanyaku sambil tertawa, memecah ketegangan yang begitu terasa.
"Tadi Ardi meminta uang bekal!" ujar Ilham ragu-ragu.
"Sudah kamu kasihkan?"
Ilham menggeleng.
"Kenapa tak kau beri?" tanyaku terheran-heran.
"Uangnya belum direcehkan, Bu!"