Kulirik rambutan yang tinggal dua ikat.
"Mang, kalau rambutan berapa?" tanyaku.
"Ini dua belas ribu! Coba satu, Bu!"
Lagi-lagi tanpa diminta, si Mang memberi kami masing-masing satu buah rambutan untuk dicoba. Dari tampilannya, rambutan itu kelihatan manis dan tak berair.
Kuselipkan rambutan di motor, di bawah tempat kunci.
"Saya gak jadi beli semangka, Mang. Mau rambutan aja!" kataku.
Si Mang menggelengkan kepalanya.
"Udah, mending semangka aja, Bu!" si Mang memaksa. Mengangsurkan kresek tepat di mukaku.
Duh, kok gitu amat, sih?
"Eh, Mang, Bu Neni maunya beli rambutan. Terus tadi mau semangka yang udah dilubangin, malah dikasih yang lain!" Bu Yanti membelaku.
"Udah, semangka ini aja, ya, Bu. Cuma duapuluh rebu!" si Mang keukeuh.