Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Sambung Menyambung dengan KRL Commuter Line "Lintas Provinsi": Murah, Cepat, Aman, Nyaman!

1 September 2023   14:04 Diperbarui: 1 September 2023   14:09 558
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perjalanan "lintas provinsi"

Beberapa hari lalu, saya ada agenda kegiatan di Mall Lippo Puri, Kembangan, Jakarta Barat. Sebenarnya malas juga ke sini. Jauh. Membayangkan Jakarta Barat di tengah musim kemarau yang amat kering membuat saya mager alias malas gerak.

Bisa saja sih saya naik bus TransJakarta yang ke arah Grogol dari Stasiun Cawang. Nanti transit di Halte Grogol ke Puri Kembangan. Tarifnya murah hanya Rp3.500. Masih terjangkaulah itu. Tapi...karena membayangkan jauhnya, nyali saya jadi ciut. Mirip kerupuk yang tersiram air.

Saya pun mengusulkan kepada kawan saya untuk naik Commuter Line yang dioperasikan KAI Commuter. Nanti bertemu di Stasiun Manggarai sebagai stasiun transit. Dari Stasiun Manggarai lanjut naik kereta relasi Stasiun Duri.  Di stasiun ini lalu lanjut naik kereta relasi Tangerang, turun deh di Stasiun Taman Kota. 

"Boleh juga nih, Butet. Nanti dari Stasiun Taman Kota kita naik Jak Lingko. Gratis. Ada kok. Gue pernah naik kayaknya," kata kawan saya, Elva Setyaningrum, yang tinggal di sekitaran Condet, Jakarta Timur.

Ok. Tidak apa-apa harus transit dua kali, yang penting cepat dan tidak macet. Tidak sampai harus membuat kantong jebol. Perjalanan juga yang penting aman dan nyaman kan ber-AC. Syukur-syukur dapat duduk. Jadi bisa duduk-duduk manis.

Saya pun naik Commuter Line dari Stasiun Citayam, yang berada di wilayah Jawa Barat. Sementara kawan saya dari Stasiun Pasar Minggu, yang berada di wilayah DKI Jakarta. Kami sepakat untuk bertemu di Stasiun Manggarai untuk bersama-sama ke tempat tujuan, di Mall Lippo Puri.

"Gue udah di kereta ya, baru meluncur dari Stasiun Citayam," begitu pesan WA saya kepada kawan saya. 

"Ok. Gue juga otw Stasiun Pasar Minggu," balasnya. 

Perjalanan saya dari Stasiun Citayam sampai Stasiun Manggarai cukup nyaman. AC-nya juga terasa sejuk. Alhamdulillah, saya dapat duduk. Penumpang juga tidak terlalu ramai. Entahlah, padahal Sabtu yang biasanya lebih ramai dibanding hari-hari lain.

Tapi bagus dong. Saya bisa duduk dengan tenang sambil membaca berita di hp atau membaca tulisan-tulisan di Kompasiana. Suhu gerbong adem, dingin, sejuk serasa di pegunungan. Cuma bedanya tidak riuh suara burung saja atau suara bisikan pepohonan. 

Suasana Stasiun Duri (dokumen pribadi)
Suasana Stasiun Duri (dokumen pribadi)

Saya perhatian petugas keamanan berjalan di gerbong sambil memperhatikan keadaan. Siapa tahu ada penumpang yang membutuhkan bantuannya. Ketika melihat seorang ibu tua berdiri, petugas itu pun meminta tolong kepada penumpang perempuan muda yang duduk, untuk memberikan tempat duduknya.

Penumpang itu pun beranjak berdiri. Petugas lalu mempersilakan si Ibu untuk duduk seraya tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada penumpang yang berkenan memberikan tempat duduknya. 

Sampailah saya di Stasiun Manggarai. Ternyata kawan saya naik kereta di belakang kereta yang saya naiki. Jadi, saya pun menunggunya di peron. Tidak lama, kereta yang ditumpangi kawan saya memasuki Stasiun Manggarai.

Kami pun bertemu, lalu bersama-sama menuruni anak tangga menuju peron relasi Tanah Abang - Duri. Kebetulan, ketika menuruni tangga menuju peron 6, kereta sudah tersedia. Kami pun menaiki kereta dan syukurlah kami dapat duduk. 

Seperti halnya di Commuter Line relasi Jakarta Kota, kereta menuju Stasiun Duri juga tidak seramai biasanya. Entahlah. Mungkin karena tanggal tua, jadi banyak yang healing tipis-tipis. Mungkin...

Tidak lama kereta pun melaju. Dari Stasiun Manggarai melaju ke Stasiun BNI Kota, Stasiun Sudirman, Stasiun Karet, Stasiun Tanah Abang, lalu turun di Stasiun Duri. Dari Stasiun Duri, kami lanjut naik kereta relasi Tangerang di peron 5. Jadi harus menyeberang melewati jembatan penghubung.

Beberapa menit kemudian, kereta pun tiba. Karena ini stasiun transit, maka hampir sebagian besar penumpang turun dan menyisakan bangku-bangku yang kosong. Itu artinya, kami bisa duduk manja. 

Tidak lama kereta pun melaju. Dari Stasiun Duri, melaju ke Stasiun Grogol, Stasiun Pesing, lalu turun di Stasiun Taman Kota. Stasiun-stasiun yang masih wilayah Jakarta Barat. Sampai juga di stasiun yang baru pertama kali saya singgahi. 

Ketika tap out pakai Kartu Multitrip, ternyata saldo terpotong hanya Rp6.000 saja. Tarif yang murah meriah. Lega dong. Tidak sampai membuat kantong kebobolan. Waktu tempuh juga cepat. Hanya sekitar 1,5 jam. 

Tidak terbayangkan kalau naik angkutan umum lain. Mungkin membutuhkan waktu tempuh yang lebih lama dari itu. Meski tarifnya terjangkau juga, terlebih dengan adanya bus TransJakarta dan Jak Lingko, namun dari segi waktu, lebih cepat dengan menggunakan Commuter Line. Bebas macet! 

Kalau perjalanan kami lanjutkan sampai Stasiun Tangerang, yang berada di wilayah Banten, itu berarti kami melintasi tiga provinsi! Ibarat lagu, sambung menyambung menjadi satu, itulah Indonesia.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi

Suami Ajak Pulang Bareng, Saya Pilih Naik Commuter Line

Saya lebih baik naik kereta daripada harus naik kendaraan pribadi atau ketika menebeng dengan teman, entah itu naik motor atau mobil. Pengalaman selama puluhan tahun membuktikan naik kereta lebih cepat dibanding kendaraan lainnya.

Pun ketika saya diajak seorang kawan untuk pulang bareng dengan menebeng motor atau mobilnya, saya tetap memilih naik kereta. Kalaupun berdiri di kereta, tetap tidak sepegal menghadapi jalanan yang padat. 

Saya tidak kuat melihat kemacetan yang "pamer paha" alias padat merayap tanpa harapan. Meski sekalipun melaju melalui jalan tol. Bagi saya, lewat jalan tol atau tidak, sama saja. Tetap saja macet-macet juga. Kecuali kalau jalan dini hari.

"Gue nebeng sampai stasiun aja deh," kata saya ketika usai menghadiri kegiatan LPDB  Fun Walk, Minggu 19 Agustus 2023, dalam rangka HUT ke-17 Lembaga Pengelola Dana Bergulir, lembaga yang berada di bawah koordinasi Kementerian Koperasi dan UKM.

"Stasiun mana?" tanya kawan saya.

"Stasiun mana kek, yang penting stasiun. Stasiun terdekat sih Stasiun Cawang," kata saya. 

"Lha, kan gue tinggal lurus Mpok," katanya.

"Loe kan bisa lewat belakang dulu, kan tembus tuh ke Stasiun Cawang, nanti gue turun di kolong, loe tinggal lurus deh," kata saya.

"Ya sudah, oke deh Mpok," ucapnya.

Beberapa hari lalu, suami mengajak pulang bareng. Kebetulan saya sedang berada di Dewan Pers, Kebon Sirih, dan suami saya usai menghadap Menteri Pariwisata Sandiaga Uno, di Medan Merdeka Barat. Sama Jakarta Pusat dan kebetulan cukup dekat. 

"Aku mau naik kereta aja Daddy. Cepet, nggak pakai macet, nggak pegel juga," kata saya.

Terbayang kan naik motor dari Jakarta Pusat ke Citayam, Jawa Barat? Jauh, pegal, macet, debu, polusi. Sungguh "mengerikan".

"Ya sudah kalau begitu. Hati-hati ya Bunda," katanya.

Kereta malam (dokumen pribadi)
Kereta malam (dokumen pribadi)

Naik Commuter Alaku: Murah, Cepat, Aman, dan Nyaman

Bagi saya, sebagai pengguna setia commuter line tidak ada pilihan transportasi lain selain Commuter Line. Pokoknya, Commuter Line menjadi andalan saya, meski ketika tiba-tiba saya mendapat tugas dadakan. Dalam waktu 1 jam, saya sudah sampai di lokasi acara berkat naik kereta.

Ada beberapa alasan mengapa naik Commuter Line Alaku. kereta menjadi pilihan utama saya atau 

Pertama, karena tarifnya yang murah. Untuk jarak dekat hanya Rp3000, selanjutnya tergantung jarak. Biasanya sih tidak sampai Rp10.000. Saya pernah ke Serpong, tarifnya hanya Rp6000. Murah banget, kan? Bahkan lebih murah dibanding harga BBM.

Kedua, karena cepat. Tidak terbayangkan jika saya menggunakan kendaraan pribadi, entah berapa waktu yang terbuang? Belum lagi jika kondisi jalanan dalam keadaan macet. Berbanding terbalik jika menggunakan Commuter Line yang dioperasikan KAI Commuter, waktu yang ditempuh jauh lebih cepat. Tidak memakan waktu lama untuk jarak cukup jauh sekalipun.

Ketiga, tentu saja karena aman. Terlebih jika harus pulang malam. Saya sering pulang agak malam, baik dari Stasiun Jakarta Kota, maupun dari Stasiun Bogor. Bahkan pernah sampai rumah sudah berganti hari. Selama saya menjadi pengguna setia Commuter Line, belum pernah sekalipun mengalami tindak kejahatan. 

Pernah sih, tapi itu dulu banget waktu masih zamannya kereta ekonomi yang kalau dalam keadaan padat mirip ikan pepes, tas robek bekas disilet, tapi syukurlah hanya robek saja. Pelakunya tidak berhasil menggondol barang di dalam tas karena mungkin penumpang yang begitu padat.

Ketika bepergian membawa anak-anak juga aman. Petugas begitu perhatian sehingga anak-anak bisa mendapat duduk. Itu dulu, ketika anak-anak masih usia 6 tahun ke bawah. Sekarang sih anak-anak sudah beranjak remaja.

Keempat, nyaman. Bagaimana tidak nyaman karena bebas dari gangguan seperti pedagang asongan atau pengamen. Kebersihan juga terjaga. Beberapa kali saya melihat petugas kebersihan tengah membersihkan lantai kereta. Belum lagi alat pendingin yang menyejukkan. Pokoknya, tidak seperti dulu!

Kenyamanan bertambah dengan adanya gerbong khusus perempuan. KAI Commuter menyediakan dua gerbong khusus perempuan, yaitu di gerbong depan dan gerbong belakang.

KAI Commuter juga menyediakan bangku prioritas, yang diperuntukkan wanita hamil, ibu membawa anak, lansia, dan penyintas disabilitas. Ini adalah bentuk perhatian dari KAI Commuter agar penumpang merasa nyaman.

Maka nikmat Tuhan mana lagi yang kamu dustakan?

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun