"Loe kan bisa lewat belakang dulu, kan tembus tuh ke Stasiun Cawang, nanti gue turun di kolong, loe tinggal lurus deh," kata saya.
"Ya sudah, oke deh Mpok," ucapnya.
Beberapa hari lalu, suami mengajak pulang bareng. Kebetulan saya sedang berada di Dewan Pers, Kebon Sirih, dan suami saya usai menghadap Menteri Pariwisata Sandiaga Uno, di Medan Merdeka Barat. Sama Jakarta Pusat dan kebetulan cukup dekat.Â
"Aku mau naik kereta aja Daddy. Cepet, nggak pakai macet, nggak pegel juga," kata saya.
Terbayang kan naik motor dari Jakarta Pusat ke Citayam, Jawa Barat? Jauh, pegal, macet, debu, polusi. Sungguh "mengerikan".
"Ya sudah kalau begitu. Hati-hati ya Bunda," katanya.
Naik Commuter Alaku: Murah, Cepat, Aman, dan Nyaman
Bagi saya, sebagai pengguna setia commuter line tidak ada pilihan transportasi lain selain Commuter Line. Pokoknya, Commuter Line menjadi andalan saya, meski ketika tiba-tiba saya mendapat tugas dadakan. Dalam waktu 1 jam, saya sudah sampai di lokasi acara berkat naik kereta.
Ada beberapa alasan mengapa naik Commuter Line Alaku. kereta menjadi pilihan utama saya atauÂ
Pertama, karena tarifnya yang murah. Untuk jarak dekat hanya Rp3000, selanjutnya tergantung jarak. Biasanya sih tidak sampai Rp10.000. Saya pernah ke Serpong, tarifnya hanya Rp6000. Murah banget, kan? Bahkan lebih murah dibanding harga BBM.