"Bagaimana sudah jelas kan job desknya. Ada lagi yang ingin disampaikan?" tanya Wapresdir.
"Untuk saat ini tidak ada. Nanti akan saya pelajari lagi," jawab manajer.
Sebenarnya, kata suami, Wapresdir ini sudah paham dengan kinerja para divisinya. Cuma karena sang manajer menyakinkan Wapresdir bahwa ia bisa menghandle apa yang biasa dihandle divisi lain, Wapresdir ingin sharing.
"Ya sudah ya, saya sebenarnya nggak perlu sampai harus mengadakan pertemuan seperti ini. Sudah jelas job desknya masing-masing," katanya.
Kata suami sih, mungkin maksud manajer tersebut baik, ingin menekan anggaran sehingga lebih efisien dan efektif. Tapi ternyata perhitungan dan analisanya kurang tepat.
Menurut saya pribadi, manajer juga kurang bijak juga jika ingin menghandle semuanya. Dia harusnya fokus dengan desk jobnya. Berdiskusi dengan divisi lain boleh tapi bukan berarti mengambil celah untuk menjatuhkan divisi lain.
Memang sih tugas manajer di perusahaan tidak lepas dari 4 hal yaitu merencanakan, mengarahkan, memimpin, dan mengkoordinir staf dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Tapi kan tugas manajer kan macam-macam sesuai dengan posisinya.
Ada manajer iklan, ada manajer HRD, ada manajer keuangan, manajer operasional, dan lain-lain. Tugas masing-masing menajer kan beda-beda sesuai tupoksi, tidak bisa mengambil alih tupoksi yang bukan kewenangannya.
Syukurnya Wapresdir orangnya cukup bijak menyikapi hal ini. Tidak serta merta mengiyakan atau menyetujui apa yang "dibisiki" sang manajer, meski sang manajer lulusan luar negeri.
Meski masalah ini masalah "remeh" dan bukan menjadi urusannya, namun ia tetap meluangkan waktu mengumpulkan anak buah dan mendengarkan pandangan mereka. Sharing session ini bisa menjadi sarana interaksi antara pimpinan dan karyawan untuk mencari solusi bersama demi kemajuan bersama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H