Pertempuran di Laut Aru itu kemudian menewaskan Komodor Yos Sudarso. Itu sebabnya, setiap 15 Januari diperingati sebagai Hari Dharma Samudera untuk mengenang jasa beliau.
Seminar "Dharma Samudera  Pejuang Wanita Negara Poros Maritim Dunia" dibuka oleh Wakil Ketua  Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Lestari Moerdijat, yang juga memberikan keynote speech. Ia menuturkan rekam jejak pahlawan perempuan-perempuan di bidang maritim bisa ditelusuri. Â
Ia mengatakan arsip berperan luar biasa. Sejarah mencatat banyak peran signifikan para perempuan yang menggagas berbagai macam perubahan dalam zamannya. Beberapa di antaranya mendapat pengakuan sebagai pahlawan atas perjuangannya, seperti Laksamana Keumalahayati dan Martina Tiahahu.Â
Sosok Ratu Kalinyamat sendiri, menurutnya, menjadi catatan penting dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia. Catatan sejarah yang tidak boleh dilupakan karena bisa menjadi inspirasi dalam proses pembangunan saat ini.
Inspirasi dari perjuangan Ratu Kalinyamat, menurut anggota Komisi X DPR RI dari Dapil II Jawa Tengah, ini diharapkan mampu mendorong peningkatan peran perempuan di kawasan maritim Indonesia.
Dalam pandangannya, kegigihan setiap perempuan dalam mempertahankan wilayah laut hingga saat ini membuktikan hegemoni laut adalah sektor vital bagi tumbuh kembangnya sebuah kelompok masyarakat.
"Bangsa yang besar adalah bangsa menghargai sejarahnya, tentu saja sejarah yang didukung dengan data dan arsip lengkap," ujar perempuan yang akrab di sapa Ririe ini.
Sementara itu, Kepala ANRI, Imam Gunarto menyampaikan, seminar "Dharma Samudera Pejuang Wanita Negara Poros Maritim Dunia" ini sebagai salah satu upaya untuk diseminasi program penyelamatan arsip kemaritiman dan arsip gender.
Selain itu, meningkatkan kepedulian dan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya penyelamatan dan pelestarian arsip kemaritiman dan gender sebagai Memori Kolektif Bangsa dan pemajuan budaya bangsa Indonesia.
"Ini menjadi upaya kita mengolaborasikan bagaimana menggunakan kembali semangat sejarah maritim, mendaur ulang sejarah masa lalu untuk mengikat seluruh  bangsa kita melalui memori kolektif bangsa poros maritim dunia melalui perjuangan para tokoh wanita kebanggaan bangsa," katanya.