Di area Curug Sawer ini ada  perkemahan yang cukup besar. Masing-masing blok telah disediakan kamar mandi dengan disediakannya air bersih. Ini adalah perkemahan jenis glamping alias glamour camping.
Setelah puas berfoto-foto, kami pun menuju "keranjang sultan" melewati area warung yang menjual aneka makanan. Namun, kami memutuskan untuk shalat Ashar terlebih dahulu di mushola yang sudah disediakan.
Keranjang Sultan adalah wahana kursi gantung yang berbentuk keranjang yang terbuat dari rotan. Keranjang Sultan ini sangat aman karena pengunjung akan dipasangkan pengaman ke tali besi baja (sling).
Ada ada 4 keranjang yang disediakan dan bisa dinaiki wisatawan secara bergantian. Perjalanan Keranjang Sultan ini digerakkan oleh mesin motor untuk yang akan berjalan melintasi sungai dan bebatuan dengan rute sepanjang 100 meter.
Keranjang sultan ini meluncur di atas arus sungai dan bebatuan sambil menikmati keindahan alam. Menguji adrenalin, kata kawan saya. Kalau saya mah biasa saja tuh hehehe...Â
Setelah melintasi sungai, kami melanjutkan perjalanan melewati jembatan merah menuju jembatan gantung kedua. Sayang hujan turun dengan deras. Untungnya, ada abang penjual jas hujan. Jadilah kami memakai jas hujan.
"Mbak, hujan-hujan begini boleh jembatannya dilewati?" tanya saya memastikan ucapan kawan saya yang bilang kalau hujan dilarang melintasi. Kebetulan juga ada beberapa pengunjung yang berteduh.Â
"Boleh Ibu, silakan. Kalau badai baru disarankan untuk menunda," katanya.Â
"Kita jalan aja ya, nunggu reda nggak tahu berapa lama kan?" kata saya. Kedua kawan saya sepakat.
Jembatan gantung kedua ini panjangnya "hanya" 103 meter dengan ketinggian 70 meter. Digunakan sebagai akses jalan pulang bagi pengunjung yang telah melewati jembatan gantung pertama yang mengarah ke area Curug Sawer.