Meski Nabi Yunus diberi teguran dengan ditelan ikan besar, Allah tidak melepas begitu saja status nabi pada diri Yunus. Allah tetap memberikan perlindungan kepadanya.
Ketika keadaan seperti itu ia menyadari kesalahannya meninggalkan kaumnya dalam keadan marah. Nabi Yunus pun berdoa di dalam perut ikan.
Dalam keadaan antara hidup dan mati karena berada di perut ikan, Nabi Yunus tetap bersandar pada Allah. Tidak putus asa. Meski di dalam perut ikan yang terlihat hanya kegelapan dan tanpa ada makanan.
Ia tetap berdoa, "Tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Engkau. Mahasuci Engkau, sesungguhnya aku termasuk orang-orang zalim."
Doa ini disebut sebagai doa yang pasti dijawab oleh Allah jika seorang muslim memanjatkannya pada saat berada di dalam bencana.
Allah pun mengabulkan doa Nabi Yunus. Ikan yang menelannya pun memuntahkan Yunus ke tanah yang tandus dalam keadaan sakit, lalu Allah menumbuhkan pohon sejenis labu.
Inilah maksud firman Allah Ta'ala, "Sekiranya dia tidak segera mendapat nikmat dari Tuhannya, pastilah dia dicampakkan ke tanah tandus dalam keadaan tercela."
Karena Allah merahmatinya, maka Dia mencampakkan Yunus dalam keadaan terpuji dan keadaannya menjadi lebih baik daripada sebelumnya.
Nabi Muhammad sendiri di antara para Nabi adalah Nabi yang paling sabar hingga diberi gelar ulul azmi. Kata 'Azmi' artinya bersabar dan menanggung beban berat.
Nabi Ibrahim, Nabi Musa, Nabi Isa, dan Nabi Nuh juga nabi yang mendapat gelar ulul azmi. Tetapi tingkatan paling sabar adalah Nabi Muhammad.
Sebagai orang yang berakal dan beriman kepada Allah SWT, kita harus bisa mengambil hikmah dari "kesalahan" Nabi Yunus. Kisah Nabi Yunus AS tersebut terdapat pelajaran dan hikmah yang besar.