Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Lima Alasan dr. Terawan Dipecat IDI

28 Maret 2022   10:54 Diperbarui: 28 Maret 2022   11:03 1020
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: kompas.com

Saya mencoba hubungi Ketua Umum PB IDI periode 2016-2019 dr. Zaenal Abidin, MH, namun ia tidak bersedia memberikan komentar. Alasannya, Dewan Pertimbangan IDI sudah demisioner.

"Nanti Ketua PB IDI saja yang jawab bersama Ketua MKEK yang baru. Tunggu saja," katanya membalas pesan WA saya, Senin 28 Maret 2022.

Hingga saat ini, memang belum ada informasi resmi dari PB IDI dan MKEK terkait alasan pemecatan dr Terawan Agus Putranto, SpRad. 

Berdasarkan info yang saya dapatkan dari kalangan IDI, dipecatnya dr Terawan berdampak pada tidak bisanya lagi ia mengurus izin praktik.

Padahal saat ini dr. Terawan masih berpraktek di RSPAD Gatot Subroto dan menjalankan praktek terapi cuci otaknya di rumah sakit tersebut. Bagaimana nasibnya setelah ia dipecat dari keanggotan IDI?

Sebelumnya, pada 2018 beredar surat keputusan pemecatan sementara. Terawan dinilai menyalahi kode etik kedokteran melalui metode cuci otak yang dia lakukan.

"...menetapkan bobot pelanggaran etik kedokteran dr TAP adalah berat (serious ethical misconduct, pelanggaran etik serius)," begitu keputusan MKEK dalam salinan surat yang beredar saat itu.

Namun, keputusan ini ditentang oleh Komisi I DPR RI yang menyatakan penetapan tersebut tidak sah dan belum diputuskan.

Keputusan pemecatan itu akhirnya dianulir. Dokter Terawan pun masih dibolehkan membuka praktik di manapun. Tetapi dilarang melakukan terapi cuci otak. Terapi ini dianggap menyalahi etik kedokteran itu.

"Perseteruan" dr. Terawan dan IDI membaik setelah dr. Terawan diangkat oleh Presiden Joko Widodo sebagai Menteri Kesehatan menggantikan Nina Moeloek pada 2019. 

Namun, dr Terawan -- pernah menjabat tim dokter kepresidenan, dan IDI kembali "memanas" ketika Terawan melantik anggota Konsil Kedokteran bukan berdasarkan hasil keputusan IDI. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun